Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -- Kegiatan jelajah gua atau susur gua sempat menghebohkan warga di Thailand pada 23 Juni lalu. Sebab, saat itu sampai sekarang, diketahui terdapat belasan remaja terjebak di dalam lorong gua yang sempit bersama sang pelatih. Mereka terperangkap lantaran jalan keluar gua itu terendam air akibat hujan deras.
Susur gua selama ini memang terhitung menjadi salah satu kegiatan alam ekstrem, termasuk di Indonesia. Namun, di beberapa wilayah di Pulau Jawa khususnya, susur gua telah akrab menjadi kegiatan wisata. Musababnya, potensi wisata gua ini dikerjakan oleh tim profesional sehingga dapat dikemas menjadi tempat yang terhitung cukup aman.
Berikut ini beberapa lokasi wisata susur gua di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa yang dihimpun Tempo.
1. Gua Pindul
Gua Pindul di Gelaran, Gunungkidul, Yogyakarta mulai naik daun pasca 2010. Gua ini menyajikan atraksi yang lain daripada gua-gua yang ada di sekitarnya, bahkan di Tanah Air.
Ya, Gua Pindul berada di aliran sungai. Jadi untuk menyusurinya, wisatawan harus menaiki ban supaya mengapung. Maka itu dinamakan cave tubing. Meski demikian, kegiatan ini tergolong aman. Pengunjung akan dibekali dengan pelampung dan bakal dipandu oleh pemandu profesional.
Panjang Gua Pindul tercatat sekitar 350 meter dengan lebar 5 meter. Adapun jarak permukaan air dengan atap gua 4 meter. Sedangkan kedalamannya bervariasi, antara 4 sampai 12 meter. Untuk menyusuri gua ini, dibutuhkan waktu lebih-kurang 1 jam.
Baca Juga:
Asyiknya Berenang di Gua Hawang Kei
Pengunjung Gua Pindul Mulai Dibatasi
2. Kali Suci
Hampir mirip dengan Gua Pindul, Gua Kali Suci juga berada di aliran sungai. Lokasinya masih berada di dekat Gua Pindul. Gua Kali Suci ini berada di Desa Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta. Jaraknya lebih-kurang 12 kilometer dari Wonosari.
Gua Kali Suci memiliki kedalaman sungai 2-3 meter. Konon, aliran sungai di gua ini akan sampai ke laut selatan. Arusnya pun cukup deras. Namun tak perlu khawatir. Bila ingin susur gua, wisatawan akan dibekali peralatan lengkap. Misalnya pelampung, perahu karet, dan tali-temali.
Seperti di Gua Pindul, di sini wisatawan akan mendapat sajian pemandangan stalaktit dan stalakmit. Usianya bahkan sudah ribuan tahun.
3. Gua Gong
Bila dua gua sebelumnya berada di aliran sungai, Gua Gong adalah gua kering. Gua Gong berlokasi di Desa Bomo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Tepatnya di daerah karst atau kapur, 30 kilometer arah barat daya Kota Pacitan.
Gua ini dinamakan Gua Gong karena di dalamnya terdapat stalaktit yang bisa ditabuh dan berbunyi seperti gong. Wisatawan bisa menyusuri gua itu dengan melewati jalan setapak yang sempit. Namun jalurnya dapat dilalui dengan nyaman. Dilengkapi juga dengan pencahayaan. Karena itu, wisatawan bisa dengan leluasa menyusuri gua.
Wisatawan menikmati cahaya masuk melewati sela-sela lubang yang menyinari batu gordam dan tetesan air dari atas di dalam Luweng Grubuk (gua Grubuk) yang dinamakan cahaya surga oleh warga setempat, Wonosari, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Kamis (4/4). Dengan ketinggian 60 meter dari gua Jomblang dan berjalan 300 meter untuk mencapai titik cahaya menuju lubang luweng Grubuk (gua Grubung) dimana terdapat tumbuhan purba dan langka. TEMPO/Dasril Roszandi
4. Gua Jomblang
Lain Gua Gong, lain lagi Gua Jomblang. Gua yang berlokasi di Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, ini memiliki bentuk vertikal. Gua ini untuk para caver profesional atau pecinta alam. Namun bisa juga untuk pegiat wisata ekstrem. Pengelola akan memberikan pelatihan lebih dulu.
Untuk sampai ke dasar gua, diperlukan rapelling kira-kira 35-40 meter ke bawah. Barulah kemudian susur gua horisontal sejauh 300 meter. Di dalam Gua Jomblang itu terdapat lubang bercahaya yang disebut cahaya surga. Sejumlah fotografer dan videografer profesional meremaknya untuk sejumlah produk iklan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini