Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Aktivitas Vulkanik Santorini Meningkat, Wisatawan Diimbau Tetap Waspada

Ilmuwan menilai aktivitas vulkanik di Santorini tidak menyebabkan letusan.

1 Februari 2025 | 12.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Santorini, Yunani (Pixabay)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Santorini, sebuah pulau yang berada di laut Aegea Selatan 200 kilometer dari daratan Yunani. Pulau ini disebut sebagai pulau terindah di dunia karena pemandangannya seperti berada di negeri dongeng. Dengan keindahan matahari terbenam dari Desa Oia, arsitektur bangunan berwarna putih biru di tebing curam, keistimewahan rasa anggur yang diproduksi, serta keindahan lautan yang menjadi daya tarik wisatawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pesona alam dari wilayah ini salah satunya terletak pada kaldera Santorini. Kaldera tersebut terbentuk karena letusan gunung berapi besar sekitar tahun 1600 sebelum masehi menghancurkan sebagian pulau dan menciptakan cekungan yang dikelilingi tebing. Tempat tersebut menjadi objek wisata geologi yang dikaitkan dengan peradaban Minos dan legenda Atlantis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di samping itu, karena berada di daerah yang dekat dengan gunung berapi aktif, wisatawan yang berlibur dihimbau untuk tetap berhati-hati. Baru-baru ini gunung berapi Santorini menunjukan aktivitas vulkanik yang terus meningkat. Pada Rabu 29 Januari 2025 pejabat dan ilmuwan di Kementerian Krisis Iklim dan Perlindungan Sipil mengadakan rapat tentang kondisi gunung tersebut dan mencari strategi pencegahan.

Dalam pengumuman yang dibuat Kementerian Krisis Iklim dan Perlindungan Sipil disebutkan adanya kenaikan aktivitas di patahan pusat gunung berapi di kaldera. Pihaknya mengatakan bahwa sensor pengawasan telah mendeteksi aktivitas seismik vulkanik ringan. Pemantauan oleh para ilmuwan di di Vulkanik Hellenic, yang terdapat di Peloponnese Yunani selatan sampai kepulauan Cyclades melihat peningkatan pada patahan pusat di utara kaldera Santorini.

Aktivitas vulkanik yang ditunjukan mirip dengan kondisi pada 2011-2012. Ketika itu, getaran dari gunung berapi terus terjadi dan mereda setelah 14 bulan tanpa ada perubahan dan letusan atau aliran lava. Untuk saat ini, para ilmuwan menyatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari aktivitas gunung tersebut, pemantauan akan dilakukan secara terus-menerus untuk melihat perkembangannya. 

“Yang perlu kita sadari adalah bahwa gunung berapi Santorini menghasilkan letusan yang sangat besar setiap 20 ribu tahun. Sudah 3.000 tahun sejak ledakan terakhir, jadi kita punya banyak waktu sebelum menghadapi ledakan besar.” kata Efthymois Lekkas, seorang seismolog dan kepala komite pemantauan ilmiah untuk Hellenic Volcanic Arc dikutip dari AP News

Sekarang, akvitas vulkanik gunung berapi tersebut meningkat dan menurun yang dapat menimbulkan gempa bumi kecil. “Gunung berapi adalah organisme hidup. Kita tidak akan menghadapi letusan besar, tetapi prosedur yang ringan,” tambah Lekkas.

Meski demikian, pihak ilmuwan dan pemerintah masih terus memantau perilaku gunung berapi tersebut. Melihat tempat tersebut sebelumnya juga pernah mengalami letusan besar dan menghancurkan sebagian pulaunya. Melansir dari arghopilia, ketika wisatawan bepergian ke daerah ini diharap tetap waspada dengan kondisi vulkanik gunung berapi terus meningkat. Keadaan tersebut tidak akan cocok dengan perjalanan mencicipi anggur khasnya yang terkenal atau bahkan melakukan pemotretan.

Namun, jika sudah berencana liburan ke Santorini, wisatawan tidak perlu bingung karena kafe-kafe di daerah tersebut masih menyediakan berbagai makanan dan minuman. Tebing-tebing dengan keindahan bangunan berwarna putih biru masih bisa dinikmati dan diabadikan. Pelancong tetap bisa melakukan perjalanan ke Santorini, tetapi tetap waspada untuk menghindari berbagai kejadian yang tidak diinginkan.

NIA NUR FADILLAH | ARGOPHILIA | AP NEWS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus