Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Cerita di Balik Hari Sejarah Nasional Setiap 14 Desember

14 Desember sebagai Hari Sejarah Nasional merujuk pada tanggal dimulainya Seminar Sejarah Nasional 1957 di Yogyakarta.

14 Desember 2022 | 18.40 WIB

Sejumlah pengunjung berswa foto dengan latar depan diorama perumusan naskah Proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Menteng, Jakarta, Jumat 16 Agustus 2019. Museum tersebut merupakan bekas kediaman perwira Jepang Laksamana Muda Tadashi Maeda dan menjadi tempat perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Perbesar
Sejumlah pengunjung berswa foto dengan latar depan diorama perumusan naskah Proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Menteng, Jakarta, Jumat 16 Agustus 2019. Museum tersebut merupakan bekas kediaman perwira Jepang Laksamana Muda Tadashi Maeda dan menjadi tempat perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 14 Desember diperingati sebagai Hari Sejarah Nasional. Hari Sejarah Nasional pertama kali dirayakan pada 2014 dan digagas oleh berbagai kalangan masyarakat. Melansir laman Direktorat Jenderal Kebudayaan Indonesia, disebutkan bahwa penetapan 14 Desember sebagai Hari Sejarah Nasional merujuk pada tanggal dimulainya Seminar Sejarah Nasional 1957 di Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Cerita awal dari Hari Sejarah Nasional bermula ketika terdapat sejumlah masalah pada sejarah Indonesia yang mendapat perhatian besar. Permasalahan-permasalahan tersebut, antara lain lahirnya gerakan Indonesianisasi dalam berbagai bidang. Selain itu, buku-buku berbahasa Belanda mulai diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan berimplikasi pada penulisan sejarah Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sejarah Indonesia mulai ditulis berdasarkan kepentingan dan kebutuhan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, dalam penulisan sejarah Indonesia sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang nasional. Di samping itu, pada era itu, Indonesia tidak lagi menjadi objek sejarah, tetapi sudah menjadi subjek.

Dalam laman Museum Kebangkitan Nasional, menyebutkan bahwa pada awalnya penyusunan sejarah nasional banyak menuai perdebatan. Bahkan, sejak diselenggarkannya Seminar Sejarah Nasional I tahun 1957. Seminar tersebut diselenggarakan dengan tujuan mengumpulkan berbagai pendapat dan juga saran yang berguna sebagai bahan pertimbangan ketika menyusun sejarah nasional secara ilmiah.

Pada akhirnya, para pegiat dan pengamat sejarah mendorong untuk mengadakan Kongres Sejarah Nasional I pada 1957. Selanjutnya, pada kongres yang kedua, namanya diubah menjadi Seminar Nasional Sejarah.

EIBEN HEIZIER

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus