Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Sejak 8 Januari 2018, dua pesawat latih TNI Angkatan Udara Amerika Serikat 202 Bravo Made In Swiss-Italia yang sebelumnya digunakan oleh Skadron Pendidikan 101 Pangkalan Udara Adi Sucipto, dijadikan salah satu ikon pariwisata dan monumen di dua kota di Nusa Tenggara Barat. Pesawat ini terakhir digunakan tahun 2015.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Satu ditempatkan di pertigaan depan eks-Bandar Udara Selaparang Mataram, yaitu pesawat yang menggunakan kode LM 2010. Pesawat ini pernah digunakan latihan terbang oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan yang lainnya berkode LM 2026 ditempatkan di bundaran Kemuter Telu Center di kota Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua pesawat ini dijadikan monumen kedirgantaraan sekaligus ikon pariwisata selain sebagai motivasi terhadap generasi muda menjadi seorang penerbang. Monumen dirgantara ini diprakarsai Komandan Pangkalan Udara Rembiga, Kolonel Pnb Dodi Fernando, Wali Kota Mataram Ahyar Abduh, serta Bupati Sumbawa Barat W. Musyafirin. “Ini bisa menjadi ikon untuk memotivasi generasi muda NTB agar menjadi ksatria pengawal dirgantara,” kata Dodi.
Dia berharap monumen pesawat TNI AU ini akan menambah kecintaan dan kebanggaan masyarakat NTB terhadap TNI AU dan kedirgantaraan nasional.
AS-202 Bravo merupakan pesawat latih pilot tunggal bikinan gabungan perusahaan Swiss Flug- und Fahrzeugwerke Altenrhein (FFA) dan Italia, Savoia-Marchetti. Pesawat latih dasar itu dioperasikan Sekolah Penerbang (Sekbang) TNI AU sejak dekade 1980-an dan telah melahirkan para ksatria pengawal dirgantara para pilot militer kebanggaan Indonesia.
SUPRIYANTHO KHAFID
Artikel Lain: Ini 4 Rahasia yang Hanya Diketahui Kru Pesawat