Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Dua Pesawat Latih Angkatan Udara Jadi Ikon Pariwisata NTB

Dia berharap monumen pesawat TNI AU ini akan menambah kecintaan dan kebanggaan masyarakat NTB terhadap TNI AU dan kedirgantaraan nasional.

26 Maret 2018 | 10.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dua pesawat tempur Amerika Serikat, EA-18G Growler tiba di Pangkalan Udara Osan, Pyeongtaek, Korea Selatan, 4 Desember 2017. EA-18G Growler akan mengikuti latihan besar-besaran Angkatan Udara Amerika Serikat dan Korea Selatan, Vigilant Ace. AP/Ahn Young-joon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Mataram - Sejak 8 Januari 2018, dua pesawat latih TNI Angkatan Udara Amerika Serikat 202 Bravo Made In Swiss-Italia yang sebelumnya digunakan oleh Skadron Pendidikan 101 Pangkalan Udara Adi Sucipto, dijadikan salah satu ikon pariwisata dan monumen di dua kota di Nusa Tenggara Barat. Pesawat ini terakhir digunakan tahun 2015.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Satu ditempatkan di pertigaan depan eks-Bandar Udara Selaparang Mataram, yaitu pesawat yang menggunakan kode LM 2010. Pesawat ini pernah digunakan latihan terbang oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan yang lainnya berkode LM 2026 ditempatkan di bundaran Kemuter Telu Center di kota Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua pesawat ini dijadikan monumen kedirgantaraan sekaligus ikon pariwisata selain sebagai motivasi terhadap generasi muda menjadi seorang penerbang. Monumen dirgantara ini diprakarsai Komandan Pangkalan Udara Rembiga, Kolonel Pnb Dodi Fernando, Wali Kota Mataram Ahyar Abduh, serta Bupati Sumbawa Barat W. Musyafirin. “Ini bisa menjadi ikon untuk memotivasi generasi muda NTB agar menjadi ksatria pengawal dirgantara,” kata Dodi.

Dia berharap monumen pesawat TNI AU ini akan menambah kecintaan dan kebanggaan masyarakat NTB terhadap TNI AU dan kedirgantaraan nasional.

AS-202 Bravo merupakan pesawat latih pilot tunggal bikinan gabungan perusahaan Swiss Flug- und Fahrzeugwerke Altenrhein (FFA) dan Italia, Savoia-Marchetti. Pesawat latih dasar itu dioperasikan Sekolah Penerbang (Sekbang) TNI AU sejak dekade 1980-an dan telah melahirkan para ksatria pengawal dirgantara para pilot militer kebanggaan Indonesia.

SUPRIYANTHO KHAFID

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus