Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila bekerja sama dengan University of Westminster menggagas program wisata edukasi tentang ekowisata berbasis masyarakat di kawasan Bromo yaitu di Desa Wisata Ngadas, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini diadakan pada 4-10 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Melalui kegiatan ini, kami berharap peserta dapat mempelajari, mengkaji, dan mendapat pengalaman langsung terkait pelaksanaan ekowisata di desa wisata dan kawasan konservasi," kata Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila Devi Roza Kausar, di Jakarta, Selasa, 6 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Program yang bertajuk Bromo International Ecotourism Field School 2018 ini mengajak wisatawan mendapat pengetahuan dan pengalaman langsung dari komunitas lokal yang ikut serta dalam ekowisata Bromo melalui format studi lapangan atau field school.
"Sampai saat ini, tercatat wisatawan dari sembilan negara asing yang mengikuti program ini. Mereka berasal dari Inggris, Austria, Italia, Bulgaria, Latvia, Lithuania, Rumania, Kolumbia dan India," ucap Devi.
Dia mengatakan ekowisata adalah salah satu sektor pariwisata yang pertumbuhannya cukup cepat. Menurut International Ecotourism Society, ekowisata didefinisikan sebagai perjalanan yang bertanggung jawab untuk melestarikan daerah-daerah yang masih alami, menjaga kesejahteraan masyarakat, serta melibatkan interpretasi dan pendidikan.
Berdasarkan definisi itu, ekowisata melibatkan dua sektor dalam dunia pariwisata yakni budaya dan lingkungan. Sekaligus mampu memberikan manfaat langsung bagi penduduk lokal.
Mengingat bahwa ekowisata harus mampu mempromosikan konservasi sumber daya yang ada sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal, ekowisata dengan pendekatan berbasis masyarakat diperlukan untuk mencapai tujuan itu.
Kawasan Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur adalah salah satu destinasi prioritas nasional yang terkenal akan pesona alamnya yang menakjubkan, sekaligus menjadi salah satu destinasi ekowisata terbaik di Indonesia. Pengembangan ekowisata di Bromo selama ini pun telah berjalan dan menjadi contoh baik dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (community based tourism).
Kementerian Pariwisata sangat antusias dan mendukung program ini. Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana menyatakan hal ini sebagai salah satu bentuk diversifikasi produk wisata yang baik untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara.
ANTARA