Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Etiket Merebahkan Kursi Pesawat tanpa Merugikan Penumpang Lain

Pramugara bercerita bahwa seorang wanita mengalami patah hidung karena penumpang di depannya merebahkan kursi pesawat tiba-tiba.

10 Agustus 2023 | 22.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jika tidak dilakukan dengan hati-hati, merebahkan kursi pesawat bisa membuat penumpang lain kesal. Bahkan itu juga bisa menyebabkan kecelakaan bagi orang lain, misalnya patah hidung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Itu dialami oleh seorang penumpang dalam salah satu penerbangan yang diikuti pramugara Kevin. Dalam akun TikTok-nya, Kevin mengatakan bahwa ada etiket kapan bisa merebahkan kursi di pesawat tanpa merugikan penumpang lain. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Suatu kali ketika saya sedang bekerja di penerbangan dan seorang wanita mengadu ke saya bahwa hidungnya patah karena orang di depannya terlalu cepat merebahkan kursinya," kata dia dalam video tersebut, dikutip Express.co.uk, Kamis, 10 Agustus 2023. 

Jadi, siapa pun yang ingin merasa nyaman dalam penerbangan dan merebahkan kursinya, pikirkan waktu dan melakukannya dengan hati-hati menurut Kevin. Jika tidak, orang lain merasa ruang pribadinya diserang. 

Untuk merebahkan kursi, tunggu pesawat berada di ketinggian stabil lalu lakukan dengan lembut. Tidak perlu menekan tombol dan menekan semua beban tubuh ke sandaran untuk merebahkan kursi. 

Kevin mengatakan dia memahami bahwa penumpang dapat merebahkan kursinya kapan pun mereka mau, tetapi ada waktu yang tepat untuk melakukannya.

"Jadi pikirkan pertanyaan, 'Bisakah saya merebahkan kursi saya?' bukan sebagai pertanyaan tetapi lebih sebagai tindakan penyeimbangan dari dua hal yang sangat penting, waktu dan lamanya penerbangan."

Jika penerbangan satu jam di tengah hari, Kevin menyarankan tidak perlu merebahkan kursi tetapi boleh dilakukan untuk penerbangan satu jam pada pukul lima pagi.

Namun, Kevin mengatakan bahwa penumpang yang mengambil penerbangan lebih dari tiga jam boleh saja merebahkan kursi kapan pun mereka mau. "Apapun lebih dari tiga jam, tidak masalah waktu, silakan dan berbaring kursi."

Namun, mereka yang berada dalam penerbangan dua jam berada di area abu-abu dan harus pandai membaca situasi jika ingin memiringkan kursinya ke belakang.

Kevin sadar bahwa sarannya mungkin akan diabaikan karena penumpang merasa punya hak dan sudah membayar tiket, dia hanya membagikan pendapatnya tentang bagaimana menjadi penumpang yang baik.

Di bagian komentar video Kevin, banyak pengguna memiliki pendapat tentang kapan boleh merebahkan kursi. Beberapa orang menentangnya. “Jangan. Tinggi saya 6 kaki (182 cm), jadi saya sarankan jangan terutama tidak dalam penerbangan panjang," tulis seorang pengguna TikTok mengomentari video. 

Namun, beberapa orang mengatakan mereka berbaring dan merebahkan kursi pesawat di penerbangan kapan pun dia mau. “Bahkan pada penerbangan 1 hingga 1,5 jam, saya berbaring! Saya bekerja shift malam dan saya biasanya terbang langsung dari shift. Saya butuh tidur siang!" kata dia. 

Mila Novita

Mila Novita

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus