Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Libur Nataru, Sejumlah Jalur Ekstrem di Yogyakarta Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Tiga jalur rawan di Gunungkidul Yogyakarta meliputi Jalan Watugajah-Hargomulyo, tanjakan Bundelan, dan tanjakan menuju objek wisata Obelix.

18 Desember 2024 | 07.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
12_iltek_ilustrasipencariangooglemaps

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah persiapan menyambut libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru gencar dilakukan pemerintah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), salah satunya mengantisipasi terjadinya kecelakaan terutama di jalur-jalur ekstrem menuju destinasi wisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dinas Perhubungan Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta mendata setidaknya ada tiga kawasan destinasi yang medannya cukup ekstrem. Jalur-jalur itu tengah diupayakan dihapus dari peta digital atau Google Maps sehingga tak digunakan wisatawan sebagai panduan berkendara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiga jalur rawan di Gunungkidul tersebut meliputi ruas Jalan Watugajah-Hargomulyo di tanjakan Clongop, Gedangsari; tanjakan Bundelan, Ngawen; dan tanjakan menuju objek wisata Obelix di Kecamatan Purwosari.

"Kami akan mengusulkan melalui surat kepada pihak Google agar menghapus jalur tersebut selama libur panjang akhir tahun ini," kata Kepala Dinas Perhubungan Gunungkidul Irawan Jatmiko, Selasa 17 Desember 2024.

Irawan menuturkan, penghapusan jalur rawan itu mendesak karena diperkirakan bakal banyak kendaraan wisatawan yang memasuki Kabupaten Gunungkidul pada momen libur Nataru ini.

Irawan menuturkan, sebenarnya di lapangan sudah banyak rambu dipasang agar wisatawan menghindari rute rawan itu. Jika wisatawan tak menguasai medan yang akan dilalui, jalur tersebut berisiko tinggi terjadi kecelakaan. Namun kenyataannya, jalur rawan tersebut tetap masih sering dilewati wisatawan karena rutenya terpasang di aplikasi penunjuk arah peta digital.

Peningkatan Volume Kendaraan

Dinas Perhubungan Gunungkidul memprediksi pada libur Nataru ini bakal terjadi peningkatan volume kendaraan yang masuk area itu sebesar 15-20 persen atau sekitar 30 ribu kendaraan dibandingkan libur panjang akhir tahun lalu. Pada momen libur Nataru tahun lalu tercatat ada 200.618 kendaraan masuk dan 169.598 kendaraan keluar. 

Pada masa libur panjang baik hari raya keagamaan, libur sekolah, juga akhir tahun, sejumlah kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta mengupayakan wisatawan tak melalui jalur rawan kecelakaan karena medannya yang ekstrem.

Tak hanya di Kabupaten Gunungkidul, kabupaten di Yogyakarta lain juga memiliki jalur rawan yang biasanya berada di ketinggian seperti perbukitan ini. Selain Gunungkidul, jalur rawan yang juga kerap diusulkan pemerintah daerah untuk dihilangkan dari Google Maps adalah di Kabupaten Bantul. Satu jalur paling rawan di Kabupaten Bantul tak lain jalur Cinomati, Kecamatan Pleret. Jalur Cinomati biasa dilalui wisatawan ketika akan menuju ke kawasan hutan pinus atau ke Gunungkidul. 

Menempatkan Petugas dan Pasang Rambu Larangan

Kepala Dinas Perhubungan Bantul Singgih Riyadi mengatakan upaya menghapus jalur Cinomati dari Google Maps ini belum bisa dilakukan. Upaya yang bisa dilalukan dengan menempatkan petugas dan memberikan rambu larangan agar kendaraan, terutama ukuran besar, tak melintas.

"Kami imbau wisatawan tak melewati jalur Cinomati, bisa menggunakan jalan lain yang lebih aman," kata dia.

Wisatawan yang hendak ke wisata hutan pinus atau kawasan Hutan Mangunan bisa melalui jalan Yogyakarta - Wonosari kemudian mengambul jalur Patuk menuju Dlingo. Selain jalur Cinomati, jalur destinasi lain di Bantul yang rawan adalah Jalur Dlingo-Imogiri. Jalur di kawasan hutan pinus itu tidak direkomendasikan untuk bus pariwisata.

Mila Novita

Mila Novita

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus