Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Jelang akhir November ini, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali diwarnai fenomena hari tanpa hujan. Hujan hanya sempat membasahi wilayah Yogyakarta pada dasarian pertama November 2023 ini kemudian seakan menghilang lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebaran curah hujan selama periode dasarian II November (tanggal 11 sampai 20) wilayah Yogyakarta dalam kategori rendah - tinggi dengan curah hujan berkisar 0
-200 mm," kata Kepala Stasiun Klimatologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY Reni Kraningtyas pada Senin, 20 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika dibandingkan dengan kondisi normalnya, sifat hujan dasarian Il November di Yogyakarta tampak bervariasi di bawah normal sampai di atas normal. Dari citra radar cuaca yang tercatat BMKG sepanjang pagi hingga sore, nyaris tak tampak ada awan hujan di atas langit Yogyakarta sepanjang hari ini.
"Kondisi umumnya wilayah Yogyakarta cerah berawan," kata dia. Baru mulai pukul 19.00 WIB awan hujan mulai terpantau. "Pergerakan awan hujan ke arah barat laut," kata dia.
Kondisi itu menimbulkan potensi hujan ringan di wilayah Kabupaten Sleman seperti di Kecamatan Turi, Kalasan, dan Prambanan. Potensi hujan ringan juga ada di Kabupaten Bantul terutama bagian dekat pesisir pantai selatan seperti Srandakan, Sanden, Kretek, Pundong, dan Purwosari.
Waspada bencana hidrometeorologi
Dengan situasi cuaca yang kembali berubah ubah ini, Dinas Pariwisata Sleman Yogyakarta tetap mengimbau pelaku wisata mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi, terutama pelaku wisata yang operasionalnya di destinasi destinasi lereng Gunung Merapi.
"Setiap pengelola destinasi di lereng Merapi sudah kami imbau untuk mulai memitigasi awal potensi bencana di wilayah masing-masing," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid, Senin.
Hasil mitigasi awal potensi bencana hidrometeorologi itu pada pekan depan atau akhir November akan dibahas bersama dalam forum dinas pariwisata dan pengelola destinasi
"Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan maupun kenyamanan bagi wisatawan yang sedang berkunjung terutama saat Sleman dilanda cuaca ekstrem," kata dia.
Potensi bencana hidrometeorologi yang diwaspadai di Yogyakarta terutama tanah longsor, banjir, banjir lahar, angin kencang maupun pohon tumbang yang ditimbulkan dari cuaca ekstrem.
PRIBADI WICAKSONO