Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Makassar - Tahun Baru Imlek identik dengan amplop merah atau etnis Tionghoa menyebutnya dengan angpao. Saat ini, masyarakat daerah pecinan Makassar tengah mempersiapkan diri menyambut Imlek yang jatuh pada 16 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tokoh Cina di Makassar, Arwan Tjahjadi, menjelaskan angpao merupakan bentuk ungkapan kasih sayang kepada keluarganya. “Tapi yang biasa memberikan angpao itu yang sudah berkeluarga dan dianggap matang,” ucap Arwan, Rabu 14 Februari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, pembagian angpao sudah menjadi tradisi. Orang yang memiliki penghasilan memberikan amplop merah ke adik-adiknya yang belum bekerja atau orang tuanya. “Kalau di Islam kan namanya sedekah atau zakat, nah kalau orang Cina itu angpao,” tutur Arwan.
Sedangkan amplop berwarna merah yang diidentikkan dengan Imlek, ucap dia, berarti kehidupan yang penuh dengan keriangan, gembira, dan harapan baru. “Kalau nominalnya enggak ditentukan, mau isinya Rp5 ribu sampai Rp5 juta boleh. Suka-suka saja, karena tak ada perintah Tuhan."
Selain itu, lanjut dia, di hari Imlek ini mayoritas masyarakat pecinan membuat suasana baru, seperti mengecat rumahnya. Sebab mereka percaya akan kekuatan spiritual. “Introspeksi diri, mengamati perjalanan hidup di masa lampau. Kalau yang baik dipetahankan dan buruk ditinggalkan,” tambahnya.
Arwan mengatakan Imlek sekarang sudah milik dunia terkhusus di Indonesia. Seperti di Tiongkok, perayaan Imlek dirayakan semua orang termasuk agama Islam, Budha, dan Khonghucu. “Masyarakat dari agama apapun merayakan semua di sana (Tiongkok) menyambut kedatangan musim semi,” ujarnya.
DIDIT HARIYADI
Artikel Lain: Kue-kue Khas Imlek dan Maknanya