Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Kampung Coklat Blitar, Pilihan Menarik Liburan Akhir Tahun

Sejak area kebun kakao desa Plosorejo, Blitar, itu disulap menjadi Kampung Coklat, kawasan itu berubah menjadi desa wisata yang meriah.

10 Desember 2017 | 06.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung sedang berbelanja aneka kuliner coklat di Gallery Coklat yang diproduksi wisata Kampung Coklat Blitar. Foto : Hari Tri Wasono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Blitar - Akhir pekan menjadi hari paling sibuk bagi warga Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Sebelum matahari terbit, warga telah mempersiapkan diri menyambut kedatangan ribuan pengunjung yang datang ke kampung mereka, yang kini dikenal sebagai Kampung Coklat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menjelang hingga musim liburan akhir tahun nanti, sepertinya kesibukan itu kian meningkat. Bisa diperkirakan, bahwa KampungCoklat akan disambangi pelancong lebih banyak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak area kebun kakao di Jalan Benteng Blorok 18 disulap menjadi tempat wisata coklat, kawasan Desa Plosorejo berubah menjadi desa wisata. Deretan mobil hingga bus menyelinap di pekarangan rumah warga yang menjadi lahan parkir.

Sementara ibu-ibu hilir mudik membawa baskom berisi aneka sayur dan lauk-pauk untuk diantar ke sebuah bangunan rumah berpalang “Kampung Coklat”.Pengunjung sedang berjalan di depan Gallery Coklat yang menjual aneka kuliner coklat di wisata Kampung Coklat Blitar. Foto : Hari Tri Wasono

Dari depan, bangunan yang menjadi pusat wisata coklat di Desa Plosorejo itu tampak biasa saja. Sebuah lorong panjang berasitektur Eropa klasik mengantarkan pengunjung menuju loket penjualan tiket masuk. Nuansa coklat langsung menyeruak sejak memasuki lorong yang dipenuhi ornament bergambar sejarah coklat dunia hingga nusantara.

Dengan membayar Rp 5.000 per kepala, petugas memberikan secarik tiket sebagai tanda masuk wisata Kampung Coklat. Dari pintu penjagaan inilah petualangan coklat dimulai.

Deretan bangku kayu yang terhampar luas di bawah pohon kakao menjadi pemandangan perdana tempat ini. Para pengunjung bersantai di bawah teduh pohon kakao sambil menikmati aneka kuliner berbahan coklat. Mulai dari mie coklat, es cream coklat, permen coklat, minuman coklat, hingga buah kakao masak yang siap dikonsumsi.

Bagi yang kurang menyukai makanan berbahan coklat, pengelola wisata menyediakan sejumlah kedai kuliner tradisional. Berbagai sayur, olahan daging ayam, bothok, hingga nasi jagung, dengan aneka lauk desa terpampang di meja prasmanan.Pengunjung sedang berbelanja aneka kuliner coklat di Gallery Coklat yang diproduksi wisata Kampung Coklat Blitar. Foto : Hari Tri Wasono

Menu-menu tersebut adalah hasil masakan ibu-ibu di sekitar tempat wisata Kampung Coklat yang dibanderol cukup murah.

Jika tak ingin buru-buru makan, pengunjung bisa menikmati wisata coklat dengan menyusuri kebun kakao. Meski tak terlalu luas, kebun ini cukup menyajikan informasi tentang tanaman kakao. Petugas yang berjaga tak akan pelit berbagi cerita tentang seluk beluk kakao dan tempat wisata itu.

Usai menjelajah kebun kakao, mengintip aktivitas produksi di pabrik coklat menjadi acara utama para pelancong. Lokasi produksi coklat yang berada tepat di samping kebun kakao didesain untuk bisa dillihat melalui dinding kaca. Di sini puluhan pekerja wanita dan pria tampak mengolah buah kakao menjadi aneka kuliner coklat siap santap.

Jika masih penasaran tentang produksi coklat, pengunjung bisa mengikuti kelas memasak yang dipandu dua pegawai perempuan. Dengan membayar Rp 5.000 per orang, setiap pengunjung akan mendapat satu buah permen coklat polos dan satu set bahan pewarna makanan.

“Anak-anak paling suka menghias permen,” kata Frida Nurma, pengunjung asal Kediri yang menemani dua anaknya di kelas memasak, Sabtu 9 Desember 2017.

Usai dihias, permen itu akan dimasukkan mesin pendingin selama 15 menit. Hasilnya, jadilah permen coklat hias hasil kreasi sendiri yang siap disantap.Dua anak sedang menghias di atas batang permen coklat di ruang Cooking Class wisata Kampung Coklat Blitar. Hari Tri Wasono

Untuk oleh-oleh, pengelola sudah menyiapkan sebuah Gallery Coklat. Ini adalah ruangan yang menyerupai bangunan mall dan memajang aneka produk olahan coklat. Sebagian besar berupa coklat batang yang dikemas dalam berbagai ukuran dan varian rasa.

Sementara produk lainnya adalah bubuk (powder) coklat dan buah kakao masak bagi yang menyukai. Produk-produk tersebut dibanderol mulai Rp 5.000 hingga Rp 95.000.

Tak hanya menyediakan produk coklat, gallery ini juga dilengkapi bioskop mini yang memutar sejarah coklat tanah air. Hanya membayar Rp 5.000 per orang, pengunjung bisa menikmati tontonan film dokumenter yang diputar di layar lebar. Sementara di sudut lain tampak gerai penjualan kaos sebagai souvenir Kampung Coklat.

Sebagai penutup, dua buah kolam air terapi ikan siap memanjakan kaki yang penat. Dengan membayar Rp 5.000, pengunjung bisa memasukkan kaki ke dalam kaki. Dalam waktu singkat, puluhan ikan berukuran mini akan mengerubuti kaki dan menggigit bagian terluar kulit kaki yang tak lagi berfungsi. Terapi ini diyakini bisa menyembuhkan berbagai gangguan penyakit, selain menghilangkan penat tentunya.

Tak hanya pengunjung dewasa, pengelola Kampung Coklat juga menyediakan kolam perahu kayuh dan wahana permainan untuk anak.  

Rute menuju lokasi wisata ini tak terlalu rumit, yakni sekitar 20 menit perjalanan dari pusat Kota Blitar. Arahkan kendaraan menuju selatan ke arah Kecamatan Kademangan hingga melewati jembatan Kademangan yang cukup besar.

Jembatan ini akan berakhir pada pertigaan dengan petunjuk arah menuju Kampung Coklat. Agar menghemat tenaga, usahakan mendapat tempat parkir sedekat mungkin dengan lokasi wisata.

Kampung Coklat ini bisa menjadi pilhan menarik untuk liburan akhir tahun anda.

HARI TRI WASONO (Kediri)

Berita lain:

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus