Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Runtuhnya imperium Alexander Agung pada tahun 323 SM, membuat kekosongan kekuasaan di banyak wilayah yang ia taklukkan. Salah satunya Commagene, kerajaan kecil yang saat ini berada di wilayah Turki modern.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Commagene didirikan sekitar tahun 200 SM. Di antara masa chaos akibat sisa-sisa perang para jenderal Alexander Agung dan kebangkitan Kerajaan Roma, Commagene berusaha mandiri. Namun usia kerajaan itu hanya 200 tahun, sebelum akhirnya dikuasai oleh Kekaisaran Romawi yang kuat di pada abad 1 Masehi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun usianya tak panjang, warisan arsitektur kerajaan itu dapat ditemukan di puncak Gunung Nemrut Dagi, berupa gundukan pekuburan dan patung pemakaman. Musoleum tersebut didedikasikan untuk raja Commagene yang paling terkenal, Antiokhus I Theos dari Commagene.
Patung berjabat tangan merupakan simbol politik dalam kuil suci. Foto: Philoursmars
Antiokhus memerintah sejak pertengahan abad ke-1 SM, dan pemerintahannya diperingati dengan monumen-monumen dari batu pasir di puncak Gunung Nemrut Dagi. Gunung ini menjulang 2.000 meter di atas lanskap sekitarnya. Sebelum sampai di puncak Nemrut Dagi, wisatawan bisa menikmati kawasan Nemrut Dagi yang indah.
Begitu sampai di puncak, kepala patung raksasa berada di sisi bukit, menunjukkan detail besar dalam menggambarkan raja-raja Commagene dengan gaya Hellenistic – perpaduan budaya Yunani dan lokal. Banyaknya patung-patung di area tersebut menunjukkan pentingnya daerah itu – dan menjadi tempat suci bagi rakyat Commagene.
Meskipun diduga Nemrut Dagi merupakan makam Antiokhus, eksplorasi oleh para arkeolog pada pertengahan abad ke-20, tidak membuahkan hasil dalam menemukan ruang pemakamannya. Meskipun kurangnya bukti, patung-patung di sekitarnya menceritakan kisah Kerajaan Commagene, dan memberikan detail ke dunia kuno yang sering dilupakan.
Patung-patung kepala para raja dan dewa Persia serta Yunani yang terpengaruh budaya Helenistik di puncak Gunung Nemrut Dagi. Foto: Philoursmars
Di antara patung-patung itu, terdapat relief yang menggambarkan jabat tangan. Pahatan itu menambahkan elemen politik pra-modern ke tempat yang dianggap kudus. Kompleks situs yang memiliki kepala-kepala raja dan para dewa itu, membuat lanskap Gunung Nemrut Dagi indah sekaligus mistik.