Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Kiat Kepulauan Karimunjawa Mengatasi Sampah Plastik

Sampah plastik mengancam biota laut di Kepulauan Karimunjawa. KLHK menyumbang mesin untuk mendaur ulang sampah.

27 Agustus 2020 | 15.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto udara sebuah resor dengan fasilitas kolam renang yang masih dalam tahap pembangunan di Pulau Tengah, Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ), Jepara, Jawa Tengah, Senin, 29 Juli 2019. Warga yang tergabung di dalam Komunitas lingkungan Alam Karimun (Akar) berharap kepada Balai Taman Nasional Karimunjawa untuk meninjau ulang pembangunan penginapan di pulau tersebut karena dinilai menyalahi asas konservasi di kawasan konservasi kepulauan wisata bahari Karimun Jawa. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mencari spot indah wisata bahari tak harus ke pesisir selatan Jawa. Di Kabupaten Jepara, terdapat Kepulauan Karimunjawa, yang memiliki syarat pantai indah: berpasir putih, laut jernih berwarna toska dari kejauhan, dan nyiur melambai di pantai. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepulauan ini terdiri dari 27 gugus pulau dengan keunikan tersendiri. Semua pantainya berpasir putih yang membentang di sepanjang pesisir pantai. Luas teritorialnya lebih-kurang 107.225 hektare.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Indah di permukaan, juga setara dengan pemandangan bawah lautnya. Kepulauan Karimunjawa memiliki terumbu karang dan biota laut yang yang kasat mata meskipun tak menyelam. Saat akhir pekan atau musim libur, Karimunjawa menjadi destinasi wisata bahari yang utama di Jawa Tengah. 

Namun, Kepulauan Karimunjawa bukannya tanpa ancaman. Kerusakan terumbu karang dan sampah plastik mulai mengganggu kawasan tersebut. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan edukasi kepada masyarakat serta dorongan aksi dan gerakan-gerakan masyarakat, untuk peduli lingkungan dengan memilah sampah harus terus dilakukan.

Menurut Ganjar, Karimunjawa merupakan pulau-pulau kecil sehingga sangat rentan sekali. Jika pariwisatanya akan didorong maka diharapkan tidak terlalu masif dan harus ada kontrol. Terkait penanganan sampah, Ganjar sangat mengapresiasi bantuan PDU (pusat daur ulang) Karimunjawa dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Menurutnya, bantuan itu bisa untuk mengawali pengelolaan yang lebih cerdas dan lebih peduli lingkungan. Hingga kemudian bisa ditularkan ke wilayah lain.

Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan PDU Karimunjawa dapat menampung sampah sebanyak 10 ton per hari. Sampah-sampah yang terkumpul dan sudah dipilah-pilah nantinya akan dibawa ke daratan, yang kemudian dibeli pengusaha untuk didaur ulang. Bantuan tersebut merupakan bentuk komitmen KLHK untuk mencegah kebocoran sampah ke laut dan mengurangi sampah plastik sampai 75 persen.

"Dengan PDU bisa mengurangi sampah di laut. Kami harap teman-teman KLHK yang turun ke sana (Karimunjawa) bisa memberikan edukasi untuk memilah sampah sedari rumah. Edukasi juga bahwa sampah bisa didaur ulang dan menghasilkan uang," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus