Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

30 April 2024 | 11.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Singapore Airlines didenda gara-gara kursi penumpang kelas bisnis tidak bisa direbahkan. Dua penumpangnya, Ravi dan Anjali Gupta pun melaporkan keluhan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ravi dan Anjali terbang dari Hyderabad, India, ke Australia dan transit di Singapura pada Mei tahun lalu. Mereka membayar 66.750 rupee atau sekitar Rp13 juta untuk setiap kursi kelas bisnis, menurut India Today. Dalam penerbangan ke Singapura, mereka melaporkan sandaran kursi tidak dapat direbahkan. Namun, tidak ada laporan masalah dalam penerbangan Singapura ke Perth. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pasangan tersebut mengeluh bahwa mereka merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis. Bedanya, mereka dapat ruang kaki ekstra, menurut Deccan Chronicle. Akibatnya, mereka juga mengatakan mereka terpaksa tetap terjaga sepanjang perjalanan.

Bisa disandarkan manual

Seorang juru bicara Singapore Airlines mengatakan kepada media Inggris The Independent bahwa kursi tersebut sebenarnya masih dapat disandarkan secara manual.

“Kru kami secara proaktif memeriksa para pelanggan ini secara rutin dan menawarkan untuk merebahkan kursi secara manual bila diperlukan,” kata mereka.

India Today melaporkan bahwa maskapai penerbangan tersebut menawarkan masing-masing 10.000 mil frequent flyer kepada pasangan tersebut, tetapi mereka menolaknya.

Pada Jumat, 26 April, media lokal melaporkan bahwa komisi perselisihan konsumen di Hyderabad memerintahkan Singapore Airlines untuk memberikan kompensasi kepada Gupta. Kompensasi dilaporkan berjumlah 200.000 rupee India atau sekitar Rp39 juta. Sekitar setengahnya adalah untuk biaya kursi, dan sisanya untuk kompensasi penderitaan mental dan penderitaan fisik, menurut India Today.

Menurut situs web pemerintah setempat, Ravi Gupta adalah direktur jenderal kepolisian di negara bagian Telangana, India, yang beribu kota Hyderabad.

Maskapai bintang lima

Singapore Airlines adalah salah satu dari sedikit maskapai penerbangan bintang lima di dunia, menurut peringkat Skytrax. Maskapai ini dinobatkan sebagai kelas bisnis terbaik kedua di dunia tahun lalu, di belakang Qatar Airways.

Namun tidak berfungsinya fitur sandaran sering kali terjadi bahkan di kalangan maskapai penerbangan ternama sekalipun. Emirates, yang menduduki peringkat ketiga tahun lalu, menghadapi tuntutan hukum sebesar $3.300 atau sekitar Rp53,7 juta pada 2023 dari seorang penumpang berusia 20 tahun yang mengeluh bahwa kursi kelas bisnisnya tidak dapat direbahkan dan ternoda.

BUSINESS INSIDER | CNA 

Pilihan Editor: 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus