Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peninggalan budaya situs Candi Bojongmenje di Rancaekek, Kabupaten Bandung, mangkrak selama puluhan tahun. Sejak ditemukan warga pada 18 Agustus 2002, kondisinya memprihatinkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Paling yang datang bilang, 'Kok masih begini?' Hanya menyakitkan bagi saya,” kata Ahmad, juru pelihara candi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Situs Candi Bojongmenje berada di perkampungan warga yang juga diapit oleh area lahan pabrik. Lokasinya di Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Pengunjung harus melewati jalan sempit dengan cara berjalan kaki, namun tidak jauh dari jalan raya.
“Kalau hujan bisa kebanjiran sampai setinggi leher,” ujar Ahmad di lokasi situs, Ahad, 26 Mei 2024.
Dia berharap pemerintah serius melakukan penggalian dan pemugaran situs Candi Bojongmenje agar menjadi tempat wisata edukasi bagi masyarakat.
Situs Candi Bojongmenje yang mangkrak sejak ditemukan warga pada 18 Agustus 2002 hingga 2024. TEMPO/Anwar Siswadi
Sejarah Ditemukannya Candi
Pengungkapan situs itu berawal dari kerja bakti yang dilakukan Ahmad bersama warga sekitar di lokasi yang sebelumnya digunakan sebagai pemakaman. Jauh sebelumnya, kabar soal candi pernah disebutkan leluhur kampung hingga tempatnya dikeramatkan. Warga pun sempat memakai bebatuan di lokasi untuk hunian. Beberapa batu yang dipakai misalnya untuk dudukan tiang rumah.
Setelah mendapat laporan dari masyarakat, menurut peneliti utama di Pusat Riset Arkeologi Lingkungan, Maritim, dan Budaya Berkelanjutan di Badan Riset Inovasio Nasional (BRIN) Nanang Saptono, dilakukan penggalian hingga ditemukan sembilan lapis batuan.
“Setelah ekskavasi, ada penampakan struktur candi,” ujarnya di lokasi acara Cerita Citarum, Ahad, 26 Mei 2024.
Diduga dari abad ke-6-8 Masehi
Luas situs candi yang digali sekitar 6 x 6 meter persegi. Menurut Nanang, profil candinya mirip candi di Jawa Tengah. Diperkirakan Candi Bojongmenje dibangun antara abad 6-8 Masehi. Saat ekskavasi para peneliti belum yakin latar agama dari candi itu. Berdasarkan catatan kolonial Belanda, di beberapa tempat temuan candi di Jawa Barat terkait dengan agama Hindu.
“Diduga ini candi Hindu tapi indikator kuatnya kita belum menemukan,” ujar dia.
Di lokasi, ada dua titik penggalian dan pemugaran namun belum tersusun seperti candi melainkan hanya batu-batuan yang terhampar di lantai tanah.
Menurut Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat Dwi Ratna Nurhajarini, pihaknya ikut merawat situs dan mendorong pemerintah Kabupaten Bandung untuk segera menetapkan cagar budaya pada situs Candi Bojongmenje. “Tim Ahli Cagar Budaya sudah melakukan kajian dan mulai disidangkan kita tunggu saja hasilnya seperti apa,” katanya.
ANWAR SISWADI