Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Puri Satria Dalem Kaleran Kuta melaksanakan Munggah Deha Teruna terhadap empat anak yang baru menginjak masa remaja, di Kuta, Bali Selasa, 11/12. Keempat anak tersebut merupakan keturunan Puri Satria Dalem Kaleran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Upacara yang dipuput oleh Ida Ratu Pedanda Putra Bluwangan Sanur itu ditujukan untuk melestarikan warisan leluhur. Upacara diawali dengan tradisi Ngekeb atau dipingit didalam kamar yang telah dipersiapkan secara khusus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemucuk Puri Satria Dalem Kaleran I Dewa Gede Mayun menyatakan upacarai Munggah Deha Teruna merupakan tradisi turun temurun yang dilestarikan keluarga Puri Satria Dalem Kaleran Kuta. "Ini sebagai bentuk syukur kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa karena anak-anak kami sudah melewati masa anak-anak dengan baik dan sehat,” kata dia kepada media, Selasa, 11/12.
Upacara itu juga merupakan bentuk permohonan kepada Tuhan dalam perwujudan Sang Hyang Semara Ratih agar saat menjalani masa remaja keempat anak mendapat tuntutan. “Sehingga tahu mana yang baik dan tidak baik," kata Dewa Gede Mayun.Keluarga Puri Satria Dalem Kaleran Kuta melaksanakan Munggah Deha Teruna terhadap empat anak yang baru menginjak masa remaja, di Kuta, Bali Selasa, 11 Desember. Dok: Istimewa
Adapun ke-empat anak remaja yang menjalani upacara Munggah Deha Teruna atau Ngeraja Swala untuk anak perempuan dan Ngeraja Singa untuk anak laki-laki itu, adalah Dewa Ayu Agung Widyaswari Putri Mahayuni (13 tahun), Dewa Made Dwiva Pramana Jaya (14), Dewa Ayu Sri Putri Meheswari (14), Dewa Made Putra Surya Nalendra (12).
Usai melewati upacara Ngekeb, keempat remaja itu diarak dengan upacara Ngunye atau Megayot. Sejumlah warga menandu mereka melewati ruas jalan di kampung turis Kuta. Arak-arakan ini bertujuan memperkenalkan kepada khalayak bahwa di Puri Satria Dalem Kaleran telah lahir anak-anak yang saat ini menginjak masa remaja. Menurut Dewa Gede Mayun, degan diarak maka warga mengenal mereka dan nantinya bisa ikut mengawasi.
"Karena kami sebagai orang tua tidak bisa mengawasi selama 24 jam penuh, tentunya mengharapkan masyarakat luas ikut membantu membimbing dan mengawasi mereka dalam kehidupan sehari-hari agar berjalan dijalan yang benar," kata dia.
Puncak acara Munggah Deha Teruna adalah melakukan persembahyangan di Pura Bale Agung atau Pura Desa Kuta. Tujuannya memohon Ida Sanghyang Widhi Wasa, dalam hal ini Ida Betara Kahyangan Tiga, agar senantiasa memberikan sinar suci tuntunan kebajikan. "Agar anak-anak kami yang ikut dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di banjar dan di desa adat selalu diberikan tuntunan sinar terang."