Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

PON Papua, Hasil Kriya Kulit Kayu dari Kampung Asei Jadi Oleh-oleh Favorit

Hasil kriya kulit kayu dari Kampung Asei Papua itu bisa diolah menjadi tas, lukisan hingga rok rumbai khas.

14 Oktober 2021 | 10.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lukisan kulit kayu dari Kampung Asei Besar, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, 11 September 2014. TEMPO/Cunding Levi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -   Saat ke Papua, noken biasanya menjadi pilihan buah tangan untuk dibawa pulang para pelancong. Tapi ada oleh-oleh lain yang tak kalah menarik untuk dibawa pulang dari Papua, yaitu hasil kriya dari kulit kayu yang masih sangat mengandalkan teknik pembuatan tradisional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasil kriya dari kulit kayu itu bisa diolah menjadi tas hingga lukisan atau pajangan. Para pembuatnya adalah masyarakat di Kampung Asei yang merupakan kampung wisata dan letaknya berada di tengah Danau Sentani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maryones Onge, salah satu pengrajin kulit kayu mengatakan membuat kerajinan merupakan salah satu mata pencaharian andalan di kampungnya. "Dari kecil sa (saya) melakukan ini, dari zaman nenek moyang kita su (sudah) kerjakan ini tiap hari. Dimulai dari anting- anting sampai sekarang mahir semua kerajinan," kata dia, Rabu, 13 Oktober 2021.

Pada pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional atau PON Papua, mereka menjajakan produk- produk keseniannya untuk bisa menjadi pilihan oleh- oleh bagi para pelancong maupun kontingen atlet serta ofisial dari luar Papua. Maryones pun mensyukuri gelaran nasional itu yang kembali menggairahkan usahanya.

Menurut Maryones, sejak pandemi melanda, jumlah kunjungan wisatawan menurun sehingga berdampak pada penjualan hasil kerajinan mereka. "Biasanya ada kapal putih itu bawa turis asing ke sini. Sekitar 3 sampai 6 bulan sekali. Mereka pasti beli ikat kepala dan kerajinan kulit kayu yang kami buat. Tapi sejak corona ini kami mencukupi kebutuhan sehari- hari sebisanya," ujarnya.

Lewat PON, ia dan pengrajin lainnya bisa kembali bangkit. Maryones dan keluarganya membuat ratusan ikat kepala dan rok rumbai untuk melengkapi pakaian para penari yang menghibur masyarakat pada pembukaan PON yang megah.

Seperti Maryones, pelukis hiasan kulit kayu, Jefry Nere senang karena kerajinan kulit kayu dari Kampung Asei ternyata menjadi favorit para pelancong untuk dijadikan sebagai buah tangan selama PON berlangsung. "Pesanan banyak sekali, kita bisa gerakan lagi ekonomi keluarga yang kemarin terganggu corona. Sa (saya) senang wisata su (sudah) dibuka lagi," kata dia.

Saat ke Kampung Asei, pelancong bukan hanya bisa membeli hasil kriya masyarakat setempat, tapi bisa memesan hasil kriya sesuai keinginan. Keramahan masyarakat Papua pun akan membuat betah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus