Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berwisata merupakan aktivitas untuk mengisi waktu luang melepas kepenatan. Aktivitas wisata pun terbagi dalam beberapa jenis, seperti dikutip dari buku Pengantar Ilmu Pariwisata. Dari beragam jenis pariwisata, dua di antaranya terkait momentum tertentu, yaitu seasonal tourism dan occasional tourism.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun seasonal tourism, aktivitas wisata yang dilakukan saat musim tertentu. Misalnya, pelancong ingin mendaki gunung. Sebaiknya dilakukan saat cuaca cerah atau bukan musim hujan. Demikian juga jika ingin berwisata sambil bersepeda. Sebab itulah, musim juga mempengaruhi aktivitas wisata tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan, occasional tourism adalah perjalanan wisata terkait acara tahunan, misalnya ingin menikmati suasana sekaten di Yogyakarta. Sekaten merupakan acara tradisi yang selalu diadakan oleh Keraton Yogyakarta setiap tahun pada bulan Mulud (Maulid), biasanya dimulai pada 6 Rabiulawal hingga 12 Rabiulawal berdasarkan Kalender Jawa Sultan Agungan.
Berwisata yang menyesuaikan momentum tertentu harus dengan perencanaan sejak jauh hari. Hal itu untuk memastikan waktu luang dengan acara yang ingin dikunjungi. Sebab, jika terlewat, maka kesempatan itu hanya akan diadakan lagi pada waktu berikutnya
Aktivitas wisata memang tidak tunggal, seperti dikutip dari buku Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Kepariwisataan biasanya menggambarkan beberapa jenis perjalanan dan penginapan sesuai keinginan seseorang untuk bepergian. Sebab itulah, perencanaan dan pengembangan kepariwisataan pun dibedakan menjadi berbagai jenis.
VIOLA NADA HAFILDA