Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Seniman Abdul Djalil Pirous atau AD Pirous yang kini berusia 89 tahun, menggelar pameran karya di galeri rumahnya di Bandung secara virtual. Pada eksibisi yang berjudul Di Atas Kaligrafi itu, Pirous menampilkan 61 lukisan karyanya yang tidak bercorak kaligrafi dengan nuansa spiritual.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, pada pameran kali ini, lukisannya memakai bentuk-bentuk dasar gambar seperti garis, titik, bentuk segi empat, segitiga, lingkaran, dan sebagainya. Pirous mengolahnya untuk menampilkan perasaan dari dalam yang bisa membawa ke perasaan religius, kontemplatif dan meditatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Hanya memang penangkapan maknanya lebih sukar, setiap orang bisa menafsirkan berbeda-beda getaran bentuk itu sesuai kemampuan setiap orang,” katanya lewat rekaman video pengantar pameran yang diunggah pada 9 Desember 2021.
Acara yang dikuratori oleh Bambang Sugiharto itu berlangsung dari Oktober hingga Februari 2022. Pirous mengatakan, hakikat pameran ini menjalin komunikasi antar manusia, dengan lingkungan, dan Tuhan. “Karya seni ini ingin mengantarkan ke hubungan seperti itu,” ujar Pirous.
Baginya, karya seni merupakan alat komunikasi batin manusia yang berdasarkan pada kondisi estetika yang dalam serta dilandasi etika. Dia berharap masyarakat mendapatkan suatu momen ketika melihat karya lukisannya dengan penghayatan yang lebih kreatif dan dinamik dari batinnya terhadap bentuk-bentuk yang simbolik.
Kekaryaan pelukis A.D. Pirous mengolah titik, garis, dan bentuk bidang, (Dok.@serambipirous)
Biasanya, A.D. Pirous dikenal sebagai pelukis kaligrafi. Temanya berasal dari ayat Al-Quran, hadis, pepatah masyarakat Melayu, pernyataan politik, dan sastra. Menurutnya publik bisa lebih mudah menangkap pesan dalam lukisan kaligrafi. “Karena bisa dibaca dan membawa penghayatan batin lebih dalam,” katanya.
Menurut kurator Bambang Sugiharto lewat keterangan tertulis, nama pelukis AD Pirous nyaris identik dengan kaligrafi Islam. Namun pada pameran kali ini, Pirous keluar dari kerangka kaligrafi menuju corak kontemplasi yang lebih universal. “Sebuah pergeseran paradigmatik dari religious-estetis ke spiritual-etis.”
Selain secara virtual, pameran karya di Serambi Pirous itu bisa dikunjungi langsung dengan syarat protokol kesehatan. Namun per Sabtu 25 Desember 2021 hingga 4 Januari 2022, galeri akan ditutup sementara waktu.
ANWAR SISWADI