Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Suasana Pantai Ngobaran Gunungkidul, Pusat Upacara Melasti Umat Hindu Yogyakarta

Pantai Ngobaran di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta tahun ini menjadi pusat penyelenggaraan Upacara Melasti, Jumat 14 Maret 2025.

16 Maret 2025 | 10.00 WIB

Umat Hindu mengikuti upacara Melasti di Pantai Ngobaran, Saptosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, 14 Maret 2025. Upacara Melasti yang diikuti ribuan umat Hindu tersebut bertujuan untuk menyucikan diri dalam menyambut Hari Raya Nyepi 2025. Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah
material-symbols:fullscreenPerbesar
Umat Hindu mengikuti upacara Melasti di Pantai Ngobaran, Saptosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, 14 Maret 2025. Upacara Melasti yang diikuti ribuan umat Hindu tersebut bertujuan untuk menyucikan diri dalam menyambut Hari Raya Nyepi 2025. Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pantai Ngobaran di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta tahun ini menjadi pusat penyelenggaraan Upacara Melasti, Jumat 14 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Upacara yang merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi ini diikuti oleh sekitar 1.400 umat Hindu dari berbagai wilayah Yogyakarta. Tujuan upacara ini sebagai simbol pembersihan diri dari kotoran di masa lalu, baik pikiran, perkataan, dan perbuatan sehingga siap menyongsong Hari Raya Nyepi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Selain ritual doa bersama dalam prosesi melasti dilakukan labuhan atau prosesi menenggelamkan atau memberikan sesuatu ke laut.

Di Pantai Ngobaran yang berlokasi di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta itu, ribuan umat hindu berdatangan berdoa di sebuah tempat peribadatan bernama Pura Segoro Wukir.

Saat para umat Hindu berdatangan ke pura Pantai Ngobaran ini, suasana kawasan pantai selatan itu pun membuat para pengunjung seolah sedang berada di Pulau Bali dengan tradisinya yang kuat.

"Pura Segoro Wukir di Pantai Ngobaran memang telah menjadi salah satu destinasi penting bagi umat Hindu di Yogyakarta, selain Candi Prambanan dan Pantai Parangkusumo di Kabupaten Bantul," kata Ketua Panitia Upacara Melasti Pantai Ngobaran, Purwanto, Jumat 14 Maret 2025.

Dinas Pariwisata DIY mencatat, Pantai Ngobaran yang tidak memiliki garis pantai panjang dan hamparan pasir putih seperti pantai lain di Gunungkidul, memiliki kisah legenda sehingga menjadi tempat prosesi umat Hindu.

Di pantai yang dihiasi tebing karst tinggi menghadap langsung Samudera Hindia itu terdapat sebuah prasasti yang menyebut jika pura di komplek tersebut dibangun sebagai pertanda bahwa Pantai Ngobaran konon merupakan lokasi Prabu Brawijaya V, keturunan Raja Kerajaan Majapahit moksa atau membebaskan diri dari berbagai hal duniawi.

Dari cerita yang berkembang, Pantai Ngobaran merupakan lokasi pelarian Prabu Brawijaya dan membakar diri karena tidak mau berperang melawan anaknya Raden Patah yang merupakan Raja Demak.

Suasana khas Bali di Pantai Ngobaran Gunungkidul itu juga karena di area tersebut terdapat sejumlah patung dewa. Purwanto menuturkan, di kawasan Pantai Ngobaran itu masih ada sejumlah pembangunan yang akan diselesaikan sebagai pendukung pelaksanaan prosesi tradisi. "Seperti penyelesaian pembuatan candi dan peningkatan akses jalan menuju pura," kata dia.

Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto yang turut menghadiri upacara melasti di Pura Segoro Wukir, Pantai Ngobaran itu mengungkapkan, lewat tradisi melasti semua bisa belajar. Tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam, termasuk tanah, udara, dan sumber air. "Menjaga lingkungan agar senantiasa asri itu turut menjadi salah satu pesan utama dalam Upacara Melasti," kata dia.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Binmas) Hindu Kementerian Agama, Trimo, menjelaskan Hari Raya Nyepi di Pulau Jawa memiliki makna yang sangat sakral. Pada saat Nyepi, umat Hindu menjalankan Catur Brata Penyepian, yaitu tidak menyalakan api (amati geni), tidak bekerja (amati karya), tidak bepergian (amati lelungan), dan tidak mencari hiburan (amati lelanguan). Sedangkan upacara Melasti memiliki tujuan untuk menyucikan alam sebelum umat menyucikan diri sendiri dalam menyambut Hari Raya Nyepi.

Trimo menambahkan tema Nyepi tahun ini adalah Tri Kerukunan Umat Beragama, yang menekankan pentingnya hidup berdampingan dalam harmoni, baik antarumat Hindu, antarumat beragama, maupun antara umat beragama dengan pemerintah. “Melalui penyucian alam ini, diharapkan keharmonisan antarumat semakin kuat, sehingga dapat menumbuhkan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat,” ujar Trimo. 

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus