Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Tren Mengabadikan Wisata dalam Sketsa Seperti Daniel Nugraha

Mengabadikan wisata dalam foto atau video, itu sudah biasa. Di kalangan kaum urban, kini sedang tren membuat sketsa saat berwisata.

31 Oktober 2021 | 19.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Kenangan orang saat wisata biasanya terekam dalam bentuk foto atau video. Selain dengan kamera, Daniel Nugraha mengabadikannya dalam coretan sketsa dan gambar atau drawing.

Karya lulusan Desain Grafis Institut Teknologi Bandung 1987 itu tengah dipajang dalam pameran tunggal yang berjudul "Serap Tampak Tapak" di Galeri Orbital Dago Bandung, sejak 23 Oktober – 21 November 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Pantai Sanur, Bali, Daniel merekam suasana pantai yang sepi. Tiada seorangpun di sana, kecuali dia yang sedang menggambar. Dari goresan pensilnya, yang terlihat hanya deretan kursi dan pepohonan, juga sekumpulan perahu.

Suasana itu berbeda dengan yang ditemuinya di Solo, Jawa Tengah. Di depan kratonnya, beberapa orang sedang duduk-duduk ketika sebuah becak melintas. Pemandangan hampir serupa muncul dari gambarnya saat ke Klenteng Boen Tek Bio di Tangerang, Banten.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari sketsa dan gambar-gambar yang dipamerkan, pengunjung seperti diajak pelesir ke berbagai tempat lain, seperti Bandung di sekitar Jalan Braga, Gereja Katedral, Pantai Glagah Yogyakarta, Taman Fatahilah, Museum Wayang, juga Pasar Jatinegara.

Bagi Pendamping KamiSketsa di Galeri Nasional Indonesia itu, pamerannya kali ini semacam catatan perjalanan wisata lewat sketsa dan gambar. Di sisi lain, menurut Daniel, kegiatan membuat gambar dan sketsa telah menjadi bagian hidup masyarakat urban.

Catatan perjalanan wisata lewat sketsa dan gambar karya Daniel Nugraha. Dok. Orbital

Belakangan ini, berbagai komunitas sketsa tumbuh di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Medan, Ujung Pandang, Ambon, Makassar, dan lain-lain. Mereka aktif di media sosial dan komunitasnya menyusun rencana menggambar bareng di suatu tempat.

Kecenderungan seperti itu, kata Daniel, juga terjadi di luar negeri. Perkembangannya yang meluas dan cepat karena komunitas sketsa bersifat sangat egaliter dan terbuka. Seorang peserta baru akan disambut gembira layaknya teman satu minat dan masing-masing gaya sketsa diterima dengan terbuka untuk diapresiasi.

"Banyaknya gaya sketsa justru semakin memperkaya keragaman dunia sketsa urban ini," kata Daniel dalam catatannya. Saat membuat sketsa bareng, seorang pemula bisa langsung belajar menggambar dari sketser lain atau yang sudah terkenal.

Pada sesi presentasi seusai menggambar, peserta bisa berdiskusi tentang sketsa. "Hal ini sesuai dengan lifestyle kaum urban yang menyukai nuansa santai tapi serius," ujar Daniel. Menurut dia, seni sketsa di tangan kaum urban kini sedang berkembang, mengemas diri, dan melepaskan diri dari kuasa akademis yang cenderung definitif.

#pakaimasker #jagajarak #cucitanganpakaisabun #hindarikerumunan #vaksinasicovid-19

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus