Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Turis Keluhkan Jalan Berlubang di Batam, Tapi Puji Kelezatan Makanannya

Dua turis dari Malaysia menceritakan pengalamannya mengunjungi Batam

16 Desember 2024 | 08.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Batam - Kota Batam menjadi salah satu daerah dengan kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman terbanyak setelah Bali dan Jakarta. Kunjungan tersebut didominasi oleh wisman asal Malaysia dan Singapura.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mayoritas turis ini datang untuk berburu makanan dan berbelanja. Seperti yang diungkapkan Fazilla, turis asal Malaysia. Ia mengaku alasan utamanya berkunjung ke Batam adalah makanan yang enak dan murah. "Batam ini oke, seronoklah. Banyak makanan, dan murah-murah," ujarnya yang baru pertama kali datang ke Batam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu makanan favorit Fazilla adalah mi ayam. Menurutnya, mi ayam di Batam berbeda dengan yang ada di Malaysia, meskipun di Malaysia mi ayam juga dimasak oleh orang Indonesia. "Rasanya lain (di Batam). Kuahnya lebih sedap. Di sana, rasanya seperti sup ayam biasa," ujar Fazilla yang datang bersama tiga temannya, Jumat, 13 Desember 2024.

Selain mencicipi makanan, Fazilla juga sudah berkunjung ke Nagoya Mall untuk berbelanja. "Tadi ke Nagoya Mall, saya beli cokelat dan tas. Dibandingkan di Malaysia, di sini lebih murah," katanya saat ditemui Tempo di depan ikon Welcome to Batam. Ia juga telah mengunjungi Jembatan Barelang, yang menjadi salah satu ikon Kota Batam.

Kopi Ameng salah satu destinasi wisata kuliner yang terdapat di Batam, Minggu 15 Desember 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra

Hal serupa diungkapkan Momin, turis Malaysia lainnya. Ia mengaku liburan ke Batam juga untuk menikmati makanan khas selain mengunjungi destinasi wisata. "Ke Batam untuk melihat suasana dan menikmati makanan. Saya suka makanan di Batam, seperti nasi padang, martabak, mi lendir, nasi kuning, bakso, dan mi leleh. Rasanya lebih enak daripada di Malaysia," katanya.

Namun, Momin menyoroti kurangnya landmark yang bisa menjadi ciri khas Kota Batam. "Mudah-mudahan bisa dibuat landmark baru di Batam yang benar-benar khas," harapnya.

Ia juga menambahkan bahwa Batam masih minim kerajinan tangan asli. "Misalnya ada kerajinan ukiran kayu bertuliskan nama Batam. Itu bisa jadi oleh-oleh menarik," katanya.

Tidak hanya Batam, Momin sebelumnya pernah berlibur ke Bali, Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Menurutnya, masing-masing daerah memiliki keunikan tersendiri. "Saya suka kampung-kampung kecil di Batam. Jalannya bagus, tapi kalau masuk kota, banyak jalan berlubang," ujar Momin yang juga telah berkunjung ke Pulau Rempang dan Pulau Galang.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata, mengatakan kunjungan wisman ke Batam terus meningkat. Pada akhir tahun 2024, jumlah kunjungan wisman diperkirakan telah mencapai lebih dari 1 juta orang. "Alhamdulillah, jika dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah kunjungan pada bulan yang sama mengalami peningkatan signifikan," kata Ardi.

Ardi menambahkan, destinasi wisata di Batam terus bertambah, mulai dari wisata olahraga (sport tourism), wisata bahari, beach club, wisata religi, dan lainnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus