Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Yogyakarta kembali mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi yang terjadi 13-17 Februari 2025 di seluruh perairan Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono mengungkapkan, dari sejumlah analisa pihaknya, tinggi gelombang 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di tiga perairan Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul Yogyakarta hingga awal pekan depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini diketahui setelah mengkaji kondisi sinoptik atau pengamatan serempak terhadap sejumlah faktor yang mempengaruhi kondisi cuaca dalam waktu tertentu. "Dari kondisi sinoptik terbaru, saat ini terpantau pergerakan Siklon Tropis Zelia di Samudera Hindia barat laut Australia," kata Warjono, Kamis 13 Februari 2025.
Pergerakan siklon itu turut mengakibatkan terjadinya penumpukan massa udara di wilayah Jawa dan sekitarnya. Sehingga memicu bertambahnya intensitas curah hujan. Terutama di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. "Siklon tropis itu secara tidak langsung juga berpotensi memicu kenaikan tinggi gelombang 2,5 hingga 4 meter di perairan Yogyakarta," kata Warjono.
Tak hanya wisatawan yang perlu waspada gelombang tinggi ini saat menyambangi kawasan perairan terutama pantai pantai selatan di Yogyakarta hingga awal pekan depan. Namun gelombang tinggi itu juga berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
Warjono menuturkan, nelayan yang biasanya menggunakan perahu perlu waspada jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter.
Sedangkan untuk jenis Kapal Tongkang wajib waspada apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter.
Warjono mengungkapkan hingga 13 Februari 2025, sebagian wilayah Dl Yogyakarta dalam kategori tidak hujan/tidak terukur - hujan ringan dengan curah hujan 0 - 20 milimeter per hari. Curah hujan tertinggi 11 milimeter tercatat di Pos Hujan Temon, Kabupaten Kulon Progo.
Wilayah yang masih intens diguyur hujan hampir setiap hari terutama kawasan Gunung Merapi. Terutama di wilayah dekat puncak meliputi Kecamatan Cangkringan, Turi, dan Pakem di Kabupaten Sleman.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Agus Budi Santoso mengungkapkan pada Kamis, mulai pukul 13.48 WIB hingga menjelang petang, terjadi hujan di puncak Gunung Merapi. "Hujan mengguyur kawasan puncak Merapi dengan intensitas 2-16 mm/jam, tetap waspadai bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Merapi serta awan panas guguran di daerah potensi bahaya," kata dia.
Pilihan editor: Pantai Selatan Yogyakarta Kerap Makan Korban, Sultan HB X Ingatkan Wisatawan Patuhi Larangan