Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Temanggung - Wisata ke kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tak hanya dilakukan dengan berkunjung ke Candi Borobudur. Para pelancong bisa mampir ke Kampung Homestay Borobudur di Dusun Ngaran II, Borobudur, Kabupaten Magelang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia kampung ini, para wisatawan bisa menjajal selera seninya dengan mengikuti kegiatan melukis payung. Ketua Kampung Home Stay Borobudur, Muslih mengatakan aktivitas melukis payung adalah paket baru di kampung wisata tersebut yang terinspirasi dari Candi Borobudur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di Candi Borobudur ada banyak relief payung. Payung itu menggambarkan perlindungan dari panas dan hujan," katanya saat menerima kunjungan wartawan di Jawa Tengah bersama Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah. Gagasan melukis payung itu juga datang dari Festival Payung yang berlangsung pada 2017 di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur.
Lantas bagaimana cara supaya bisa melukis payung?
Muslih menjelaskan, wisatawan bisa yang datang ke Kampung Homestay Borobudur bisa menyampaikan keinginannya untuk melukis payung dan membayar Rp 60 sampai 100 ribu. "Mereka mendapatkan payung, cat dan peralatan melukis. Setelah itu, payung hasil lukisan bisa dibawa pulang," ucap dia.
Wisatawan melukis payung di Desa Homestay Dusun Ngaran II Borobudur, Jawa Tengah. Antaranews
Dengan begitu, dia melanjutkan, setiap wisatawan punya cenderamata yang unik, hasil karya sendiri, dan berbeda dari oleh-oleh pada umumnya saat berkunjung ke Borobudur.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin mengatakan senang ketika datang di Borobudur ada Omah Mbudur, Desa Bahasa, dan objek wisata lainnya yang dikelola masyarakat sekitar. Dia menuturkan, banyak destinasi wisata di luar Jawa Tengah yang dikelola bukan oleh masyarakat lokal, bahkan dari luar negeri sehingga yang menikmati justru orang luar.
"Kalau pengembang wisata dari pribumi, saya yakin kecintaan pada tanah kelahiran dan budayanya menjadi sangat kuat," kata Taj Yason. Dengan begitu, masyarakat bisa sekaligus melestarikan kebudayaan Inodnesia dan tidak merusak ekosistem.