Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Destinasi wisata sejarah Monumen Serangan Umum 1 Maret Yogya yang berada satu komplek dengan Museum Benteng Vredeburg di Titik Nol Kilometer turut menjadi sasaran vandalisme.
Baca juga: Keris Langka yang Diburu Kolektor: Berlapis Emas, Gading, Berlian
Sejumlah relief yang dibuat tahun 1973 berisi gambaran peristiwa sejarah di monumen itu dicorat coret tak beraturan orang tak dikenal. Bercak cat pun masih tampak mengotori lantai bawah relief.
Coretan yang menggunakan cat permanen warna-warni itu pun membuat petugas museum kewalahan membersihkannya karena cat itu telah mengering dan meresap pori-pori relief.
Tak hanya satu, melainkan banyak coretan dengan cat warna warni itu menghiasi beberapa relief.
Seperti pada relief bertajuk ‘Pertempuran di Sekitar Kantor Pos: Peran Serta Masyarakat dalam Membantu Serangan Oemoem 1 Maret 1949'.
Relief monumen Serangan Oemoem 1 Maret Yogya menjadi sasaran vandalisme. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ada pula corat coret pada relief bertajuk 'Pasukan Belanda Meninggalkan Kota Yogyakarta: Pertempuran Letkol Soeharto dengan Sri Sultan HB IX;Pemeriksaan Pasukan WK III oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman'.
Coretan itu sendiri berupa garis-garis tak beraturan hingga bentuk cap telapak tangan. Tak terkecuali wajah Letkol Soeharto sampai Panglima Besar Jenderal Soedirman juga terkena coretan itu.
Bagian Konservasi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Darsono menuturkan pihaknya mengetahui coretan pada relief monument itu akhir pekan lalu, Sabtu 16 Februari 2019.
"Kemungkinan terjadinya Jumat malam, 15 Februari 2019, karena saat petugas keliling Jumat pagi belum ada (coretan),” ujarnya Selasa 19 Februari 2019.
Pada Jumat petang, sedang tak ada acara atau event di komplek tersebut.
Atas aksi itu, pihak museum Vredeburg mulai Senin, 18 Februari 2019 melakukan pembersihan. Namun nyatanya pembersihan itu tak cukup hanya sehari dan masih berlanjut Selasa, 19 Februari 2019.
Pembersihan cat pada relief itu butuh proses lumayan lama karena harus hati-hati agar tak merusak tekstur relief. Dalam pembersihan itu petugas menggunakan air dan amplas. Namun cat yang sudah terlanjur masuk pori-pori dinding itu sebagian masih menempel.
“Kemungkinan pelaku aksi corat coret ini melompat dari pagar karena akses dari pintu depan dikunci,” ujarnya. Selain itu petugas juga menemukan sejumlah botol bekas cat yang diperkirakan untuk beraksi pelaku di komplek wisata itu.
Baca: Keris Naga Raja Era Sultan, Merinding Sebelum Cerita Kekuatannya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini