Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

KontraS: Kekerasan oleh Polisi di Sekor SDA dan Agraria Naik Dua Kali Lipat

KontraS mencatat setidaknya terdapat 52 peristiwa kekerasan dalam sektor SDA dan agraria yang dilakukan oleh pihak kepolisian

1 Juli 2024 | 19.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Penyiksaan oleh Polisi atau Kekerasan oleh Polisi. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat kenaikan kasus kekerasan yang dilakukan polisi di sektor sumber daya alam dan agraria pada kurun waktu Juli 2023 - Juni 2024. Kenaikan peristiwa kekerasan tersebut hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sektor kekerasan SDA dan agraria meningkat signifikan tahun ini, hampir menyentuh angka 100 persen", ucap Anggota Divisi Riset dan Dokumentasi KontraS Hans Giovanny dalam diskusi Peluncuran Laporan Hari Bhayangkaran 2024 di kantor KontraS, Senin, 1 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KontraS mencatat setidaknya terdapat 52 peristiwa kekerasan dalam sektor SDA dan agraria yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Jumlah itu naik dua kali lipat dari data KontraS tahun lalu yang mencatat 28 peristiwa kekerasan di sektor SDA. 

"Dari 52 peristiwa kekerasan, 263 orang ditangkap, 54 orang terluka dan 1 orang meninggal dunia", ucapnya 

Adapun jenis tindakan kekerasan yang dilakukan kepolisan di sektor SDA beragam. KontraS mencatat tindak kriminalisasi sebagai tindak kekerasan yang paling banyak dilakukan oleh Kepolisian. 

Kasus kriminalisasi sejumlah 26 kasus, disusul oleh intimidasi sejumlah 16 kasus, penangkapan sewenang-wenang 12 kasus, bisnis keamanan 9 kasus, penganiayaan dan penembakan sejumlah 6 kasus. 

Dalam HUT Bhayangkara ke-78, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menggelar agenda Peluncuran Laporan Hari Bhayangkara 2024. Agenda tersebut mengusung judul "Reformasi Polisi Tinggal Ilusi".

Giat tersebut merupakan agenda rutin tahunan KontraS sebagai saran dan kritik kepada kinerja kepolisian yang telah berjalan selama setahun. 

Acara tersebut mengundang Dr. Ahmad Sofian selaku dosen hukum Universitas Bina Nusantara dan Rusin, keluarga korban salah tangkap dan penyiksaan di Tambelang sebagai penanggap.

FAUZI IBRAHIM

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus