Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Aktivis HAM Papua Nyatakan Keprihatinan Konflik OPM dan TNI - Polri

Theo meminta TPNPB-OPM dan TNI-Polri tidak melakukan penyerangan tehadap warga sipil yang berdomisili di daerah konflik di Papua.

29 Maret 2022 | 16.05 WIB

Sandi menangis di depan peti jenazah adiknya, Syahril Nurdiansyah, di rumah duka kawasan Sawah Besar, Jakarta, Rabu, 9 Maret 2022. Syahril Nurdiansyah menjadi salah satu korban tewas dalam penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua pada 2 Maret 2022. TEMPO/Febri Angga Palguna
Perbesar
Sandi menangis di depan peti jenazah adiknya, Syahril Nurdiansyah, di rumah duka kawasan Sawah Besar, Jakarta, Rabu, 9 Maret 2022. Syahril Nurdiansyah menjadi salah satu korban tewas dalam penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua pada 2 Maret 2022. TEMPO/Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Pembela Hak Asasi Manusia Papua, Theo Hesegem, menyampaikan keprihatinan terhadap situasi di Papua akhir-akhir ini, terkait konflik antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) dan TNI-Polri. Menurutnya situasi di Papua saat ini semakin buruk dan memakan korban jiwa yang cukup banyak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Dampaknya diduga terjadi pelanggaran HAM di Papua. Dan dugaan yang dimaksud sedang dipantau masyarakat internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB," ujar Theo dalam keterangan tertulis pada Selasa, 29 Maret 2022.

Theo meminta TPNPB-OPM dan TNI-Polri tidak melakukan penyerangan terhadap warga sipil orang asli Papua dan warga non-Papua yang berdomisili di daerah konflik. Juga meminta jaminan perlindungan dan keamanan bagi masyarakat sipil tanpa mengorbankan mereka.

Sehingga, kata Theo, masyarakat memiliki rasa bebas menjalani aktivitas seperti biasa. "Mereka tidak diganggu dari segala bentuk ancaman oleh kedua belah pihak yang bertikai," tuturnya.

Seperti diketahui, sejak 2018 hingga 2022, konflik bersenjata di Papua, telah memakan korban jiwa, termasuk terhadap warga masyarakat sipil orang asli Papua dan non-Papua. Sebagai pembela HAM, Theo mengaku cukup prihatin melihat peristiwa itu.

Theo mengatakan selama ini masyarakat asli Papua dan non-Papua yang ada di daerah konflik diliputi rasa takut dan trauma yang panjang. Oleh karena itu, dia berharap adanya perlindungan, bukan malah gangguan terhadap masyarakat sipil.

Seperti diketahui, konflik kedua belah pihak masih terus berlangsung. TPNPB-OPM mengaku telah melakukan penyerangan terhadap pos TNI dan Polri di pinggir Kali Keneyam, Nduga, Papua, pada Sabtu 26 Maret 2022. Dua prajurit TNI gugur, dan beberapa lainnya luka-luka. Sebelumnya, kelompok bersenjata juga menyerang pekerja yang sedang memperbaiki menara BTS. Delapan karyawan sektor telekomunikasi tersebut meninggal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Terbaru, kelompok tersebut juga mengklaim telah melakukan penembakan terhadap dua pesawat yang ditumpangi anggota TNI-Polri pada Senin kemarin. Belum diketahui dampak dari penyerangan tersebut.

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus