Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Alasan Artis Rentan Menjadi Mangsa Pengedar Narkoba

Artis salah satu profesi yang diincar pengedar narkoba agar mereka menggunakan barang haram tersebut.

25 Desember 2017 | 07.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengatakan artis salah satu profesi yang diincar para pengedar narkoba agar mereka menggunakan barang haram tersebut. Artis diincar para pengedar karena pendapatannya yang besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Para artis diincar, karena mereka dipersepsikan memiliki pendapatan yang besar, mengingat mereka senantiasa tampil di hadapan publik. Sehingga mereka berpeluang dikelilingi para pengedar narkoba," kata Devie kepada Tempo, Jumat, 22 Desember 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Polisi menangkap aktor Tio Pakusadewo Selasa kemarin di rumahnya, di Jalan Ampera Ragunan, Pasar Minggu, dengan barang bukti sabu 1,06 gram berikut alat hisapnya.

Menurut Devie, para pedagang narkoba tidaklah selalu figur yang negatif. "Mereka hadir sebagai teman atau sahabat yang selalu siap membantu calon korban. Di saat korban sedih atau membutuhkan pertolongan dan tempat berbagi, para pengedar akan berada dekat dengan calon korban," ujarnya.

Lebih lanjut Devi, , yang juga pengajar tetap di vokasi komunikasi ini, menuturkan sasaran utama para pengedar narkoba berdasarkan data global bukanlah dari profesi tertentu seperti artis. Bandar dan pengedar mengincar orang yang berusia produktif.

Alasannya, usia produktif memiliki kemampuan untuk terus membeli narkoba kepada para pengedar maupun bandar.

Devi menjelaskan artis diduga menjadi incaran para pengedar karena pendapatan mereka dipersepsikan besar. Pengedar akan terus mengincar target konsumen baru, yaitu kalangan pekerja usia produktif, karena mereka memiliki sumber daya ekonomi untuk mengkonsumsi narkoba.

“Bahkan, profesi dosen sekali pun, tidak luput dari bayang-bayang  narkoba, sebagaimana kasus seorang dosen yang menelantarkan anak mereka di Cibubur, Jakarta Timur. Dosen tersebut setelah diperiksa aparat, ternyata positif menggunakan narkoba," ujar Devie, peneliti vokom UI.

Menurut Devi, profesi selebriti dianggap rentan,  karena ketika kasus menimpa mereka, maka seluruh sorot mata media akan menjadikan temuan tersebut terangkat ke publik.

Name make news. Padahal, semua kalangan usia produktif yang mampu menghasilkan uang berpotensi menjadi incaran para pengedar," tambahnya.

Secara umum alasan pengguna memakai narkoba ada tiga tipe. Tipe pertama ialah pengguna yang ingin memperoleh dampak rangsangan stimulan. Narkoba efek stimulan ini akan membantu penggunanya memperoleh energi yang dapat  digunakan untuk tetap "bugar" di era kompetisi ini.

Kedua, narkoba yang memberikan dampak menenangkan bagi individu yang membutuhkan "kenyamanan" dari problematika hidup yang dihadapinya.  Lalu narkoba dengan dampak halusinasi.

"Efek halusinasi sering  menyasar remaja yang sedang mencari identitas. Para remaja dalam kondisi mental yang kurang stabil berpotensi dijerat narkoba yang mampu memberikan rasa "bahagia," ucapnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus