Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Alasan Rizieq Shihab, Sejumlah Kiai NU, dan Bamus Betawi Sarankan Suswono Tak Dituntut Dugaan Penistaan Agama

Tuntutan memenjarakan Suswono dalam reuni aksi 411. Namun, sejumlah pihak menyarankan agar Suswono tak dituntut. Kenapa?

5 November 2024 | 16.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Desakan memenjarakan calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 1 Suswono buntut dugaan penistaan agama menjadi salah satu tuntutan yang diselipkan dalam Aksi 411 yang digalang Front Persaudaraan Islam atau FPI dan sejumlah ormas Islam pada Senin kemarin, 4 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kendati demikian, sejumlah pihak menyarankan agar Suswono tak dituntut. Titah itu di antaranya datang dari mantan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Selain itu, sejumlah kiai dari ormas Nahdlatul Ulama atau NU disebut juga tak setuju Suswono dipidanakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas apa alasan para tokoh dan ormas menyarankan agar Suswono tak dituntut?

Sebelumnya, saat FPI menggelar unjuk rasa di bundaran Patung Kuda, Jalan MH Thamrin, sejumlah massa juga menggelar aksi 411 di kantor Bawaslu Jakarta. Mereka menuntut agar Suswono dipenjarakan. Pendamping Ridwan Kamil itu dinilai melecehkan agama buntut guyonan janda kaya dan Nabi Muhammad.

“Pak Suswono, penjarakan!” kata Ketua Organisasi Masyarakat Betawi Bangkit, David Darmawan diikuti sejumlah peserta demo, Senin, 4 November 2024.

Berikut sederet pihak sarankan agar Suswono tak dituntut:

1. Rizieq Shihab

Rizieq Shihab menegaskan Aksi 411 pada Senin, 4 November bukan untuk menyeret kasus dugaan penistaan agama oleh Suswono. Melalui pesan yang dibacakan Ketua Umum FPI Muhammad bin Husein Alatas, Rizieq mengatakan kasus Suswono beda dengan kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 2016.

“Warning! Waspada! Aksi 411 jangan sampai ditunggangi kelompok merah pendukung Ahok untuk serang cawagub Jakarta Suswono dan PKS dengan dalih penistaan agama dan keadilan persamaan perlakuan dengan kasus Ahok. Catat, kasus Suswono dan kasus Ahok sangat berbeda,” ujar Alatas membacakan pesan Rizieq pada aksi di Patung Kuda, Jakarta.

Rizieq menyebut Ahok tak pernah mengaku bersalah dalam kasus penistaan agama. Permohonan maaf baru disampaikan eks Gubernur Jakarta itu setelah aksi berjilid-jilid. Sementara Suswono, kata Rizieq, sudah langsung meminta maaf. Rizieq juga menilai Suswono tak sengaja menyampaikan ucapan itu.

“Suswono baru sekali, itu pun tidak dengan sengaja, hanya terpeleset lisan dan langsung istighfar mengaku salah serta meminta maaf. Bahkan, berterima kasih kepada para habaib dan ulama yang menegurnya. Alhamdulillah,” jelas Rizieq yang dilaporkan berada di Mekah, Arab Saudi saat aksi 411 kemarin berlangsung..

2. Sejumlah kiai NU

Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda atau GP Ansor DKI Jakarta terus melanjutkan proses pelaporan dugaan penistaan agama terhadap Suswono. Adapun GP Ansor DKI Jakarta berencana melaporkan eks Menteri Pertanian atau Mentan itu ke Polda Metro Jaya pada Rabu atau Kamis, 5-6 November 2024.

“Untuk laporan kami berencana pada hari Rabu atau Kamis,” kata Sekretaris GP Ansor DKI Jakarta, Sulton Mu’minah, saat ditemui Tempo di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Ahad, 3 November 2024.

Kendati demikian, pihaknya menyebut masih ada beberapa kiai yang belum setuju perihal memolisikan Suswono tersebut. Adapun GP Ansor Jakarta belum bisa membuat laporan sebab sudah menjadi budaya bahwa GP Ansor dan NU dalam mengambil keputusan harus mendapat restu para kiai.

Sulthon enggan menyebut siapa saja kiai yang belum memberi restu untuk melaporkan Suswono serta alasannya. Dia mengaku tengah berusaha mendapatkan lampu hijau menjelang hari pelaporan. Apakah laporannya akan dilanjut atau tidak, kata dia, kepastiannya tergantung persetujuan para kiai.

“Kami agendakan secara internal untuk mendapat persetujuan ini, karena ada beberapa kiai yang masih dalam konfirmasi. Rencananya kami mau melapor para Rabu atau Kamis. Untuk kepastiannya akan kami kabari pada Selasa, apakah jadi dilanjutkan atau tidak,” ujar Sulthon.

3. Ketua Umum Dewan Adat Badan Musyawarah atau Bamus Betawi, Muhammad Rifqi

Ketua Umum Dewan Adat Bamus Betawi, Muhammad Rifqi, merespons polemik yang muncul imbas pernyataan Suswono soal janda kaya menikahi pemuda pengangguran. Pihaknya mengatakan pernyataan Suswono tak bermaksud menistakan agama.

“Sebenarnya kalau saya lihat dari videonya tidak ada maksud, secara implisit tidak disampaikan bahwa Pak Suswono menyamakan Rasulullah kepada pengangguran, enggak ada di situ,” kata Rifqi dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa, 29 Oktober 2024 seperti dikutip dari Antara.

Rifqi berpendapat tidak ada yang salah dengan pernyataan politikus Partai Keadilan Sejahtera atau PKS itu. Ia menyayangkan pihak-pihak yang tidak memahami secara utuh apa yang disampaikan oleh Suswono.

Pihaknya juga menilai membawa pernyataan Suswono ke ranah hukum sangat mengada-ada. Pernyataan Suswono itu tak bisa disamakan dengan kasus penistaan agama pada Pilgub Jakarta 2017.

“Beda nih, ini kan mau ditarik ke kasus 2017 nih zaman Ahok, ditarik-tarik ke situ nih, ini kan politik. Jadi kalau saya melihatnya ini berlebihan dan mengada-ngada” kata pria yang biasa disapa Eki Pitung itu.

Rifqi meminta semua pihak tak memperkeruh Pilgub Jakarta 2024 dengan memainkan politik identitas. Apalagi, Suswono secara pribadi telah meminta maaf. Lebih baik, kata dia, kampanye pilkada di isi dengan pemaparan wacana program, agenda yang mencerdaskan, bagaimana membangun ibu kota dengan ide dan gagasan yang positif.

“Kita ini udah jangan lagi membawa politik identitas, Jakarta udah selesai lah 2017 kemarin kita belajar, tidak ada yang dirugikan, tidak ada yang diuntungkan juga. Kan di sini muslim, di sana muslim,” katanya.

4. Ketua Umum Aliansi Santri Jakarta (Alaska) Abdul Azis

Ketua Umum Alaska Abdul Azis juga berpendapat tak ada yang salah dengan pernyataan Suswono tersebut. Menurutnya, pernyataan Suswono bukan suatu yang berlebihan dan hanya sebatas saran. Kata dia, hal itu tak perlu dibesar-besarkan.

“Saya pikir tidak berlebihan dan ini kan hanya imbauan, terus salahnya di mana? Imbauan dan sekadar saran dan gak perlu diperbesar dan gak perlu melebar lah,” katanya..

Mantan Ketua GP Ansor DKI Jakarta ini mengatakan memang benar Rasulullah dulu menikahi Siti Khadijah pada saat menjadi janda kaya dan membantu dakwah Rasulullah..“Jika Pak Suswono itu mengimbau demikian, salahnya di mana? Itu pun jika janda kayanya mau, kan enggak salah dong, dan beliau juga sudah minta maaf kan,” tutur Azis.

Menurut dia, tidak perlu pernyataan Suswono dipersoalkan hingga diseret ke ranah agama. Sebab, kata dia, sebuah pernyataan harus dilihat dari sisi manfaat dan kemaslahatannya dan pilkada ini harus sejuk dengan gagasan dan program untuk membangun Jakarta.

“Jangan memperkeruh dan dianggap sebagai sebagai sebuah penistaan,” kata dia.

Sebelumnya Ketua Organisasi Masyarakat Betawi Bangkit, David Darmawan membuat laporan atas dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Suswono, ke Bawaslu. David menilai pernyataan Suswono menyinggung Nabi Muhammad SAW dan istrinya, Khadijah, merupakan penistaan agama.

Adapun laporan dugaan penistaan agama itu berawal dari pernyataan Suswono saat menghadiri kegiatan ormas Ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, Sabtu, 26 Oktober 2024.

Saat itu ia menceritakan program Kartu Anak Yatim usungan pasangan Ridwan Kamil-Suswono atau RIDO kepada warga yang hadir. Namun, para orang tua tunggal, terutama dari kalangan ibu-ibu mempertanyakan program kesejahteraan serupa.

Suswono pun menyampaikan program kesejahteraan sosial yang diusung oleh paslon RIDO tersebut akan menyentuh semua kalangan, termasuk para janda yang miskin. Sementara untuk janda kaya, Suswono menyebut agar mereka menikahi pemuda pengangguran.

Suswono pun mencontohkan kisah Nabi Muhammad yang menikah dengan Siti Khadijah. “Setuju ya? Coba ingat Khadijah. Tahu Khadijah? Dia kan konglomerat. Nikahi siapa? Ya Nabi (Muhammad) waktu itu belum jadi Nabi, masih 25 tahun. Pemuda kan? Nah, itu contoh (janda) kaya begitu,” ujar Suswono.

Berselang dua hari, Suswono meminta maaf usai pernyataannya yang menimbulkan polemik dalam pertemuannya dengan Ormas Bang Japar tersebut. Suswono menjelaskan, pernyataan tersebut dia sampaikan dalam konteks bercanda menanggapi celetukan salah satu warga dalam sebuah sosialisasi.

“Saya menyadari bahwa pernyataan saya dalam pertemuan dengan relawan Bang Japar telah menimbulkan polemik, atas hal itu saya meminta maaf, sekaligus mencabut pernyataan tersebut, “ ucapnya dalam keterangan tertulis yang dikutip dari Antara, Senin 28 Oktober 2024.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | ALFITRA NEFI | NANDITO PUTRA | ALIF ILHAM FAJRIADI | ADVIST KHOIRUNIKMAH 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus