Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Begini Kronologi Bullying di SMK N 7 Tangerang Selatan

Sejumlah kakak kelas di SMK Negeri 7 Tangerang Selatan melakukan bullying kepada 13 adik kelasnya pada pekan lalu.

3 Agustus 2019 | 07.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang peserta menggambar bagian tubuhnya saat kampanye stop bullying #jangandianggapremeh di CFD kawasan Bundaran HI, Jakarta, 13 Mei 2018. Kampanye tersebut untuk menginformasikan dampak buruk Bullying. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Salah satu siswi SMK Negeri 7 Tangerang Selatan yang menjadi korban bullying tak tahu menahu penyebab kakak kelasnya melakukan penindasan. Dia menyatakan bahwa kejadian itu terjadi tiba-tiba saja sejak Kamis pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ditemui Tempo, korban mengaku bahwa sejumlah kakak kelasnya tiba-tiba menghalau dia dan 12 rekannya yang lain saat pulang sekolah Kamis 25 Juli 2019. Saat itu para pelaku tanpa alasan yang jelas meminta adik kelasnya tersebut mengumpulkan sisa uang jajan mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hari kamis saat kami pulang sekolah, kakak kelas itu nyamperin kami terus mereka minta uang jajan kami 'sisa duit jajan lu berapa sini keluarin'," kata salah seorang siswa kelas XI yang menjadi korban, Jumat 2 Agustus 2019.

Pelaku pemalakan pun berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 33 ribu malam itu. Tak puas, mereka berupaya meminta uang tambahan dengan memerintahkan adik kelasnya itu mengumpulkan uang sebesar Rp 200 ribu keesokan kalinya.

Tak hanya itu, pelaku juga mengancam agar korban memperbaiki cara berpakaian mereka yang dinilai terlalu "menonjol."

"Mereka bilang baju kami kekecilan. Malam kamis itu ramai banget ada anak cowoknya juga. Akhirnya kami buat perjanjian, kalau mereka lihat baju kami kecil lagi maka baju kami akan diambil," ungkapnya.

"Hari jumat disuruh ngumpulin uang Rp 200 ribu, tapi yang terkumpul itu hanya Rp 125 ribu, kemudian uangnya kita kasih ke mereka dan mereka tidak terima," ujarnya.

Kesal karena target yang ditetapkan tak tercapai, korban diminta untuk berkumpul di sebuah lapangan di daerah Pondok Cabe pada Sabtu malam. Pesan untuk berkumpul itu dilempar melalui grup Whatsapp.

"Jadi ada group Whatsappnya gitu, digroup itu isinya ada kakak kelas dan siswi kelas XI. Sekarang kakak kelas yang ada di group itu sudah pada keluar," katanya.

"Di group bilang suruh datang kalau nggak datang diancam gitu, lalu saya juga disuruh beli rokok satu bungkus dan ditawari minuman keras, ya saya tidak mau," ujar korban lainnya.

Para pelaku bullying juga tampak sengaja mencari gara-gara agar bisa berkelahi dengan adik kelasnya pada malam itu. Mereka menuding salah seorang siswi kelas XI mengusik seorang siswi kelas XII.

"Perkelahian karena kakak kelas merasa temannya ada yang di ganggu sama kami adik kelas padahal enggak, lalu temen saya dua orang berantem deh tuh sama kakak kelas," ungkapnya.

Setelah perkelahian usai dan semua akan pulang, para pelaku menjejerkan ketiga belas korban tersebut. Sebanyak delapan orang pelaku lantas menampar para korban satu persatu.

"Yang gampar ada delapan orang, yang satu enggak tamparin kami. Habis di tamparin pipi saya biru dan ditanyain orang tua, saya cerita kalau habis di tampar sama kakak kelas," ungkapnya.

Masalah bullying yang menjurus kepada penganiayaan ini pun telah diketahui oleh Kepala Sekolah SMK Negeri 7 Tangerang Selatan Aceng Haruji. Dia menyatakan telah menskors para pelaku selama sepekan. Namun sejumlah orang tua korban sempat menyatakan ingin membawa kasus ini ke ranah hukum.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus