BILA colek sembarang colek, di Kampung Baru, Asahan, belati bisa langsung merobek. Hatta, yang dicolek itu bekas pelacur. Ceritanya, pada 28 Juni malam lalu, Hartarti, penduduk perkampungan nelayan itu, seperti biasanya suka cari angin ke luar rumah. Ia seperti biasanya juga disuiti laki-laki iseng yang suka nongkrong di warung-warung minuman. Salah seorang di antara mereka yang suka menggoda janda itu adalah Nazaruddin sehari-hari dipanggil Ucok. Ucok, menurut banyak saksi mata, memang agak kurang ajar terhadap Tarti. Ayah empat anak itu, pada malam sebelumnya, bahkan diceritakan dengan nekat mengelus-elus daerah terlarang Tarti yang tertutup celana jin di depan orang ramai, dan sambil cekikikan pula. Korban mengaku tak berdaya untuk melawan ketika dipegang Ucok. Tapi, ia dengan galak memaki-maki laki-laki iseng tersebut. ''Saya sangat malu atas perlakuan itu,'' kata Tarti. Sebaliknya Ucok. Ia justru tak kapok. Maka, ketika Senin malam itu, Tarti, 23 tahun, melintas lagi di depan warung dengan mengenakan kaos oblong yang ketat, Ucok lalu bangkit dari duduknya dan mencegat janda tersebut. ''Ondak ke mana kau, Dek,'' katanya dalam logat Asahan. Tarti menjawab dengan bahasa isyarat agar Ucok mengikutinya. Bak kerbau dicocok hidung, Ucok, 35 tahun, mungkin mengira akan diajak kencan, lalu mendekat. Setelah keduanya berhadap-hadapan, Tarti langsung meludahi muka Ucok. ''Kau bikin malu aku semalam, ya,'' katanya gemas. Pada saat Ucok terbengong-bengong karena dimaki, Tarti mencabut pisau dari pinggangnya, lalu menikam laki-laki itu bertubi- tubi. Ketika Ucok terkapar bermandikan darah, tak ada yang berusaha menolongnya. Ia memang tak disukai warga desa nelayan itu. Tak heran, ketika diadakan rekonstruksi, minggu lalu, banyak ibu-ibu menunjukkan simpati mereka kepada Tarti. ''Kami berdoa semoga Tarti tak dihukum berat,'' kata seorang ibu, dan dibenarkan ibu-ibu yang lain. Sejumlah penduduk bercerita kepada TEMPO bahwa perilaku Ucok memuakkan banyak orang. Ia suka mencuri barang dan melumuri dinding rumah orang yang tak disukainya dengan tinja. ''Edannya, ia juga suka mengintip suami istri yang tengah melakukan hubungan seks,'' ucap seorang penduduk. Diana, sekalipun telah melahirkan empat anak dari Ucok, mengaku rumah tangganya selama ini tak pernah harmonis. ''Bang Ucok lebih suka mengganggu perempuan lain,'' katanya. Yang lebih menjengkelkan Diana, wanita yang digoda suaminya umumnya tak lebih cantik dibandingkan dirinya. Tarti, yang kini mendekam di tahanan polisi, mengaku menyesal melakukan pembunuhan itu. Anak kelima dari 10 bersaudara ini memang kurang beruntung dalam berkeluarga. Ia mengaku pernah menikah dua kali, tapi kedua perkawinan itu tak bertahan lama. Setiap kali menjanda, Tarti kembali jadi tanggungan orang tuanya. Mengenai kenekatannya menghabisi nyawa Ucok, menurut Tarti, yang berterus terang dulu pernah hidup sebagai pelacur, karena harga dirinya tersinggung. ''Jika diperlakukan kasar, siapa yang tak tersinggung,'' katanya. Polisi yang memeriksa Tarti membenarkan tersangka membunuh karena diperlakukan tak manusiawi. ''Bagaimanapun ia akan tetap diproses sesuai dengan hukum yang berlalu,'' kata Wakil Kepala Satuan Intel Polres Asahan, Lettu A. Batubara. Bersihar Lubis
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini