Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Dua Jenazah Penambang Emas Korban Serangan TPNPB-OPM Diidentifikasi

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut

12 April 2025 | 07.20 WIB

TPNPB OPM membagikan kondisi tambang emas di Kali Kabur, Yahukimo, Papua Pegunungan pada 11 April 2025. Dokumentasi TPNPB OPM.
Perbesar
TPNPB OPM membagikan kondisi tambang emas di Kali Kabur, Yahukimo, Papua Pegunungan pada 11 April 2025. Dokumentasi TPNPB OPM.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tim gabungan TNI dan Polri telah mengidentifikasi dua jenazah korban penyerangan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di area pendulangan emas ilegal di Kabupaten Yakuhimo Provinsi Papua Pegunungan. Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025 Kombes Yusuf Sutejo mengatakan kedua jenazah tersebut telah menjalani visum et repertum di RSUD Dekai pada Jumat, 10 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Hasil visum menunjukkan luka-luka yang sangat mengenaskan,” ujar Yusuf melalui keterangan tertulis pada Jumat, 11 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yusuf merinci, korban pertama merupakan seorang laki-laki. Dia ditemukan mengenakan sepatu boots hijau, kaos kaki merah, celana pendek, dan kaos lengan panjang hitam. Korban itu mengalami luka parah di wajah, luka robek pada leher, bagian pipi kiri hingga leher bawah hilang, luka tusuk di perut kiri, dan luka bacok di punggung.

Korban kedua juga berjenis kelamin laki-laki, mengenakan boots hijau, celana pendek bermotif kotak putih dilapisi celana panjang cokelat, dan tiga lapis kaos. Ia mengalami luka tusuk tombak di dada, anak panah bersarang di perut kanan, tangan kanan dan kiri terputus, luka terbuka di punggung, luka robek di tengkuk leher, dan sejumlah luka memar lainnya.

Direktur RSUD Dekai Glent M. Nurtanio mengonfirmasi kondisi jenazah saat tiba di rumah sakit pada Kamis, 10 April 2025. Dia mengatakan pemeriksaan awal menunjukkan jenazah telah mengalami proses dekomposisi. Dekomposisi itu ditandai dengan adanya pembengkakan tubuh, mengelupasnya kulit ari, perubahan warna kulit, dan banyaknya larva atau belatung. Dekomposisi itu, kata Glent, disebabkan oleh bakteri yang mengeluarkan gas dari dalam tubuh.

Glent mengatakan terbatasnya fasilitas seperti lemari pendingin menjadi tantangan dalam penanganan jenazah korban penyerangan itu. “Karena itu, pemeriksaan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin, dan jenazah segera dimakamkan untuk mencegah risiko infeksius yang terus berkembang,” kata dia.

Selain kedua jenazah tadi, Yusuf mengatakan terdapat sembilan jenazah lain yang telah ditemukan. Dia merinci satu jenazah berasal Pegunungan Bintang telah dievakuasi ke Boven Digoel, satu jenazah lain telah dievakuasi dari Muara Kum ke RSUD Dekai, dan lima jenazah lain masih berada di Binki untuk menunggu evakuasi yang akan dilanjutkan keesokan hari karena cuaca yang tidak memungkinkan. “Total ada sembilan jenazah yang ditemukan,” kata dia.

Yusuf mengatakan hingga saat ini, aparat gabungan TNI-Polri masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku dan tetap disiagakan di sejumlah titik rawan untuk menjamin keamanan warga di Yahukimo dan sekitarnya.

Oyuk Ivani Siagian

Bergabung dengan Tempo pada 2024, sesaat setelah lulus dari Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus