Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor - Ratusan mahasiswa Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor berunjuk rasa mendesak rektorat mengusut dugaan pelecehan seksual terhadap mahasiswi yang dilakukan dosen pembimbing skripsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Majelis Pemusyawaratan Mahasiswa (MPM) UIKA, M Syahdan Oktaiza, mengatakan pihaknya mendesak rektor menindak tegas terduga dosen pelaku pelecehan seksual.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jadi aksi solidaritas ini tidak ada tendensi dan kepentingan apapun, kami hanya menuntut agar rektor menindak tegas oknum tersebut jika diduga pelakunya,” kata dia di Bogor, Kamis, 5 Oktober 2023.
Syahdan mengatakan mengusut tuntas secara transparan dan menindak tegas pelaku pelecehan seksual penting untuk menghadirkan kenyamanan di lingkungan kampus Universitas Ibn Khaldun, terutama untuk para mahasiswi.
“Jadi UIKA ini, untuk menciptakan kampus yang memang nyaman dan bersih dari pelecehan seksual,” kata dia.
Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan UIKA Bogor Dedi Supriadi menemui mahasiswa yang berunjuk rasa. Kepada mereka ia menyarankan korban datang untuk melaporkan tindakan tersebut.
“Sampai saat ini belum diketahui siapa korbannya. Apakah mahasiswa atau alumni. Tidak ada laporan ke kami,” kata dia.
Dedi berjanji setelah medapat laporan pelecehan mahasiswi, yang isu awalnya beredar di media seosial, pihaknya akan memangil dosen terduga pelaku. Menurut Dedi dosen yang diduga sebagai pelaku sudah mengajar selama sebelas tahun dan sempat menjadi Ketua Program Studi.
“Dan saat ini yang bersangkutan sudah mengundurkan diri dari kampus, meski yang bersangkutan menyangkal melakukan tindakan itu,” kata dia.
Dedi menjelaskan pihak kampus saat ini sudah membentuk Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS). Jajaran rektorat pun sudah melakukan rapat koordinasi untuk mencari solusi kasus ini pada Senin kemarin.
Dedi mengatakan kampus pun akan melindungi jika ada mahaiswi yang menjadi korban. “Kampus juga siap melindungi penuh para korban dan pelapor serta menjamin keberlangsungan studinya, “ kata dia.
Informasi dugaan kasus pelecahan yang dilakukan dosen terhadap mahasiswinya beredar luas di media sosial TikTok. Akun @mahasiswiuika menyampaikan mengaku mengalami pelecehan seksual berulang kali dari salah satu dosennya.
Dugaan pelecehan seksual yang diterima antara lain sering diajak video call, dipanggil dengan sebutan "yang" saat chating, diminta foto tanpa busana, hingga diajak bertemu ke hotel di Bekasi dan Sukabumi.