Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Fakta-fakta Pencetakan Uang Palsu Dikendalikan dari Gedung Perpustakaan UIN Alauddin Makassar

Polisi mengungkap pembuatan uang palsu yang dikendalikan daei Gedung Perpustakaan UIN Alauaddin Makassar.

23 Desember 2024 | 10.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan mengusut dugaan pencetakan dan peredaran uang palsu di Universitas Islam Negeri atau UIN Alauddin Makassar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Yudhiawan Wibisono menatakan uang palsu tersebut diproduksi di Kampus II Gedung Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, di Jalan Yasin Limpo, Samata, Kabupaten Gowa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut fakta-fakta pengungkapan kasus tersebut.

Polisi Gerebek Tempat Percetakan Uang Palsu di Perpustakaan UIN Makassar

Dalam konferensi pers yang digelar di Polres Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis, 19 Desember 2024, Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Yudhiawan Wibisono mengatakan, Kepolisian telah menggerebek Gedung Perpustakaan UIN Alauddin Makassar. Di situ, ditemukan ratusan lembar uang palsu dan sejumlah alat-alat produksi. Menurutnya, hal ini dipimpin oleh Kepala Perpustakaan yang berinisial AI.

"Sebelum diproduksi di salah satu ruangan di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, pencetakan pencetakan uang palsu dilakukan di rumah ASS, yang diketahui sebagai seorang pengusaha ternama," ucap Yudhiawan.

Polisi juga menyita sejumlah alat produksi berupa satu uni mesin cetak besar GM-247IIMP-25 offset printing machine,satu bungkus bubuk aluminium, satu kaleng tinta masing-masing warna putih, merah dipesan dari China. Kemudian ada kaleng tinta warna hitam, 13 tinta printer, timbangan digital dan sembilan lembar plat khusus, sembilan ponsel, satu sepeda motor dan dua mobil.

Terdapat 17 Tersangka

Polda Sulawesi Selatan menetapkan sebanyak 17 orang sebagai tersangka pembuat sekaligus pengedar uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar. Menurut Yudi, dari 17 tersangka, dua di antaranya adalah pegawai Bank BUMN, beberapa pegawai Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, termasuk Kepala Perpustakaan.

Inisial dari 17 tersangka tersebut masing-masing AI, NM, KA, IR, NS, JBP, AA, SAR, SU, AK, IL, SM, MS, SR, SW, MN, dan RM. Selain itu, masih ada tiga orang yang masuk dalam daftar pencairan orang atau DPO. Tersangka IR (37 tahun) dan inisial AK (50 tahun) adalah pegawai Bank BUMN.

"Mereka transaksi jual beli uang palsu. Dia menggunakan, dia juga menjual dan sekalian juga membeli. Transaksi ini di luar dari tempat mereka bekerja, jadi statusnya saja di situ," kata Yudhiawan.

Sita Ratusan Lembar Pecahan Rp 100 Ribu dan Mata Uang Luar Negeri

Dalam penggerebekan tempat produksi uang palsu tersebut, Kepolisian turut menyita sejumlah barang bukti berupa alat produksi dan ratusan lembar uang palsu. Untuk mata uang rupiah yang disita di antaranya pecahan Rp100 ribu emisi 2016 sebanyak 4.554 lembar. Mata uang rupiah Rp100 ribu emisi 1999 sebanyak enam lembar. Sebanyak 234 lembar kertas bergambar uang pecahan Rp100 ribu emisi 2016 yang belum dipotong.

Mata uang Korea sebanyak satu lembar senilai 5.000 Won. Mata uang Vietnam sebanyak 111 lembar senilai 500 Dong. Mata uang rupiah sebanyak dua lembar dengan pecahan 1.000 emisi 1964. Mata uang rupiah Rp100 ribu emisi 2016 sebanyak 234 lembar.

Selain itu, Polisi juga menyita satu lembar kertas foto copy certificate of time Deposit (BI) senilai Rp45 triliun. Satu lembar kertas Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp700 triliun. 

Diduga Jaringan Internasional

Kapolda Sulawesi Selatan itu mengatakan, Polis menduga peredaran uang palsu ini merupakan sindikat internasional. "Ini masih diproses untuk disidik lebih lanjut. Untuk (bahan) uang kertasnya, bahan baku tinta dan lain sebagainya juga impor, dibeli dari Cina," ucap Yudhiawan saat merilis pengungkapan uang palsu, di Mapolres Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis, 19 Desember 2024 seperti dilansir dari Antara.

"Ini masih diproses untuk disidik lebih lanjut. Untuk (bahan) uang kertasnya, bahan baku tinta dan lain sebagainya juga impor, dibeli dari Cina," ucap Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono saat merilis pengungkapan uang palsu, di Mapolres Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis, 19 Desember 2024 seperti dilansir dari Antara.

Ia menuturkan, untuk memperoleh bahan baku dalam pembuatan mata uang palsu pecahan Rp100 ribu tersebut, pelaku SAR membelinya dari pria berinisial RZ yakni kertas konstruk dan tinta. Sedangkan bahan baku lainnya dibeli dari jaringannya melalui daring yang diduga kuat berasal dari Cina.

Tanggapan Rektor UIN Makassar

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Hamdan Juhannis telah menonaktifkan AI dari jabatannya. Dia mengatakan akan memberi sanksi tegas kepada pelaku, termasuk jika ada mahasiswa yang turut terlibat aksi kriminal uang palsu ini.

“Siapa saja terlibat pasti akan disanksi,” kata Hamdan ketika dihubungi melalui aplikasi perpesanan, Ahad, 15 Desember 2024.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus