Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni, sebanyak 76 narapidana terorisme
menyatakan Ikrar Setia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas II A Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, pada Kamis, 1 Juni 2023. Dari 76 narapidana itu, 72 orang di antaranta dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur. Sisanya, dua napi dari Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur dan dua lainnya dari Lapas Kelas IIA Banceuy Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Barat, R. Andika Dwi Prasetya, menyatakan kembalinya 76 narapidana teroris ke Indonesia adalah sebagai bentuk rasa cinta mereka kepada Tanah Air dan mengakui ideologi Pancasila. “1 Juni ini bukan saja hari yang bersejarah bagi Indonesia, tetapi ini menjadi momen bersejarah bagi mereka (narapidana teroris) yang menyatakan ikrar setia NKRI di lapas ini,” kata Andika melalui siaran persnya, Kamis, 1 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Andika mengungkapkan bahwa kembalinya narapidana teroris ke pangkuan bumi pertiwi ini, bukan sekadar momen ikrar janji belaka, tetapi bahwa mereka memastikan dan berkomitmen untuk siap berkarya demi Indonesia Maju. “Itulah janji mereka yang harus mereka tunaikan sebagai tekad dan jihadnya untuk Indonesia. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pahlawan pendahulu yang memerdekakan bangsa ini,” kata Andika.
Andika mengatakan bahwa pembinaan napiter ini juga merupakan bagian dari mempersiapkan mereka untuk kembali ke masyarakat. “Pada saatnya mereka akan kembali dan diterima dengan baik oleh masyarakat dan kami mengajak mereka (narapidana teroris) untuk membangun negeri Indonesia tercinta ini,” ujar Andika.
Sementara itu, Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi, Erwedi Supriyatno, menyampaikan kegiatan pembinaan yang dilaksanakan adalah kolaborasi antara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Lapas Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur, Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur. Lapas Narkotika Kelas IIA Banceuy, dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, berserta Stakehokder terkait. “Kegiatan ini adalah wujud kolaborasi antara Pemasyarakatan dengan BNPT. Saya yakin sinergi yang dibangun membawa perubahan yang lebih baik kedepan antara Pemasyarakatan dan BNPT,”kata Erwedi.
Erwedi juga menyampaikan bahwa selama di dalam lapas, narapidana teroris telah diberikan pembinaan kepribadian dan kemandirian yang terbaik sebagai bekal mereka ketika selesai menjalani pidana. “Hidroponik dan bioflop juga menjadi salah satu dari beberapa alternatif yang kami kembangkan untuk pembinaan mereka,” kata Erwedi. Selain itu, dilaksanakan penandatangan monumen Ikrar NKRI oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jabar disaksikan oleh Kepala UPT Pemasyarakatan wilayah Jawa Barat dan Forkopimda Kabupaten Bogor.
Salah satu narapidana teroris Lapas Kelas IIA Gunung Sindur, inisial Z Bin Kholid AB, menyatakan bahwa ia siap untuk menjadi relawan bagi narapidana lain yang ingin mandiri dalam hidupnya. Ia sangat menyesali perbuatannya yang ingin melaksanakan jihad di Suriah. “Semoga ke depan kami semua yang berada di sini diberikan petunjuk oleh Tuhan YME dan senantiasa mendapat rahmat,” kata Z.