Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dengan nada tinggi Maziar Darvishi menjelaskan alasannya bersikap kasar memaki hingga melempar petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta. "Saat itu saya dalam kondisi kesal dan bingung setelah mengalami hari yang buruk," ujar Warga Negara Asing atau WNA Australia ini saat memberikan klarifikasi di Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Rabu petang, 19 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria berkepala plontos ini terlihat cuek ketika Kepala Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Muhammad Tito Andrianto mengungkapkan kesalahan dan ketidaksopanan sikap Maziar kepada petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta. Maziar melempar petugas dengan amplop dan mengacungkan jari tengah. "Tahukah anda jika sikap Anda itu telah menghina, merendahkan Imigrasi dan Pemerintah Indonesia. Saya sangat tersinggung, Pak Menteri juga tersinggung, ini sudah masuk ranah pidana dan bisa kami laporkan ke polisi," kata Tito.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alih alih mendengar penjelasan Tito, Maziar justru sibuk menangani anaknya yang balita dan sesekali bertanya dengan pasangannya Megumi Tadatsu yang ada di sampingnya. Sesekali dia menyimak dan berbisik dengan penerjemah yang duduk di sebelah kirinya.
Kesabaran Tito kembali diuji oleh sikap kasar WNA ini. Saat itu Tito menanyakan apakah Maziar mau kasus ini dilaporkan ke polisi. Saat itu, Maziar malah menyampaikan kekesalannya dan menuding saat menangani mereka di bandara, petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta tidak bisa berbahasa Inggris dan memperlakukan mereka tidak baik. "Kami tidak diberi makan, minum padahal kami membawa anak kecil," ujarnya dengan nada tinggi.
Mendengar jawaban Maziar itu, Tito langsung keluar ruangan. Kepala Bidang Inteldakim Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Andika Pandu Kurniawan membantah pernyataan Maziar tersebut. "Bukankah anda sejak tiba di Bandara sudah tergesa-gesa karena sudah mendekati waktu pesawat akan terbang. Kami ada rekaman CCTV bahwa sejak awal sikap Anda memang sudah tidak sopan kepada petugas."
Pandu mengatakan petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta dibekali dengan bahasa asing. Petugas yang menangani Maziar sejak awal berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. "Sikap dan kelakuan Andalah yang menyulitkan Anda sendiri," kata Pandu.
Aryo, petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta yang dilempar Maziar dengan amplop berwarna coklat mengatakan sejak awal ia menyapa Maziar dengah ramah menggunakan Bahasa Inggris. "Anda kami persilakan duduk dalam ruangan, kami tawarkan minum dan diperlakukan dengan baik. Tapi Anda justru bersikap kasar memaki hingga melempar petugas," kata Aryo.
Imigrasi lapor ke Kedutaan Besar Australia dan Jepang
Pandu mengatakan telah melaporkan masalah ini ke Kedutaan Besar Australia dan Jepang. Kedutaan, kata dia, meminta maaf dan berharap masalah ini bisa diselesaikan secara baik-baik. Sehingga Maziar dan Megumi kembali datang ke Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta didampingi masing masing kedutaan.
Akhirnya, pasangan ini mengakui kesalahannya dan menyampaikan permintaan maaf." Saya minta maaf atas tindakan saya telah menghina petugas," kata Maziar.
Hal yang sama disampaikan Megumi. " Saya minta maaf atas tindakan saya kepada petugas Imigrasi yang bertugas. Dan, saya telah berbuat tidak baik karena overstay," kata Megumi.
Keduanya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu dan bersedia membayar denda overstay. Maziar meminta agar Imigrasi tidak membawa kasus ini ke ranah pidana atau melaporkan mereka ke polisi. "Saya minta maaf."
Maziar Darvishi dan Megumi Tadatsu mengakui telah bersikap kasar dan buruk kepada petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini mereka lakukan karena dalam kondisi tertekan dan bingung. "Kami mengalami hari yang buruk (bad day)," ujar Maziar.
Maziar mengungkapkan, pada Senin 17 Oktober, dia mengalami pencurian. Tas dan kopernya hilang dicuri. Dia dan Megumi berusaha mencari tas dan kopernya, namun tidak ketemu juga. Hal itu, membuat mereka tiba di Bandara Soekarno-Hatta di waktu yang mepet jam terbang pesawat. Saat itu mereka akan bertolak dari Jakarta ke Australia menggunakan pesawat QF42.
Saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, mereka dihadapkan petugas Imigrasi yang meminta agar mereka membayar denda overstay dua hari. "Saya sanga menyesal. Pada hari itu kami mengalami hari yang jelek. Tapi kami menumpahknnya ke petugas. Kami memahami mengenai masalah overstay, kami akan membayar dendanya," kata Megumi.
Baca juga: Lecehkan Petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, WNA Australia dan Jepang Dideportasi dan Cekal
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.