Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Reserse Samosir telah menangkap Situah Sagal, nakhoda KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara. "Nakhodanya sudah ditangkap untuk diperiksa," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Setyo Wasisto saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis, 21 Juni 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setyo menyebutkan bahwa sang nakhoda akan diminta keterangan, khususnya terkait dengan jumlah penumpang KM Sinar Bangun. Menurut dia, hingga saat ini belum ada data yang jelas ihwal jumlah penumpang.
Baca: BMKG Sudah Peringatkan KM Sinar Bangun Soal Cuaca Buruk
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun data terbaru penumpang yang hilang sudah mencapai 192 orang. Data yang dikantongi polisi itu berdasarkan pengakuan keluarga yang melapor ke posko. Sedangkan 22 korban telah dievakuasi dengan 4 orang meninggal.
Selain itu, kata Setyo, Situah juga akan diminta keterangan terkait dengan surat izin berlayar, karena manifes penumpang yang tidak ada. "Sekarang masih mengumpulkan apakah ada unsur-unsur pidananya," katanya.
Baca: perkembangan terbaru tenggelamnya KM Sinar Bangun di sini.
Kepala Bagian Penerangan Satuan Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan saat ini kepolisian masih menunggu pemulihan psikologis dari Situah. Nakhoda tersebut masih mengalami trauma pasca-tenggelamnya KM Sinar Bangun.
KM Sinar Bangun tenggelam dalam perjalanan dari Pelabuhan Simanindo, Samosir, menuju Pelabuhan Tiga Ras, Simalungun, Sumatera Utara, Senin, 18 Juni 2018, sekitar pukul 17.30. Kapal yang beroperasi sehari-hari di Danau Toba ini diduga mengangkut ratusan penumpang dan puluhan kendaraan bermotor roda dua melebihi kapasitas. Kapal kayu berkapasitas 43 orang tersebut tenggelam setelah dihantam angin kencang dan ombak berkekuatan 12 knot.