Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tangerang Selatan - Kepala Bagian Humas Al Azhar BSD Yosep Hermawan Mustopa menerangkan sekolah tidak mengawasi teknis latihan yang dijalani siswanya dalam seleksi pasukan pengibar bendera Kota Tangerang Selatan. Yosep memberi keterangan penjelasan terkait kematian anggota paskibra, Aurellia Quratu Aini, siswi sekolah itu, pada 1 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kematian Aurelia diduga akibat kekerasan fisik seniornya saat seleksi tim inti paskibra tingkat kota untuk upacara 17 Agustus mendatang. Dugaan diungkap Komisi Perlindungan Anak Indonesia berdasarkan keterangan orang tua Aurelia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Yosep, seleksi di Pemerintah Kota Tangerang Selatan dilakukan lewat Dinas Pemuda dan Olahraga selaku penanggung jawab. Sekolah tak lagi mengawasi karena menganggap seleksi rutin setiap tahun dan percaya kepada dinas tersebut.
"Kami percayalah mereka kan sudah bertahun-tahun menyelenggarakan ini dan selama ini juga tidak terjadi apa-apa, jadi kami tidak mengikuti setiap hari mereka latihan," ujarnya, Senin 5 Agustus 2019.
Tidak hanya Al Azhar, kata Yosep, sekolah lain mungkin juga tidak mengikuti setiap hari anak didiknya latihan paskibra. Adapun senior Al Azhar di Purna Paskibra Indonesia (PPI) wilayah Tangsel dipastikannya tidak menerapkan kekerasan fisik kepada juniornya.
"Selama ini alumni Al Azhar selaku di PPI saya belum mendengar kalau melakukan kekerasan," katanya sambil mengaku terkejut mendengar kabar kematian Aurellia. "Almarhumah anak yang baik dan berprestasi."
Ketua PPI wilayah Tangerang Selatan Warta Wijaya tidak bisa dihubungi. Sambungan telepon maupun pesan yang dikirim tak berbalas.