Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyarankan mantan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Agustiani Tio Fridelina untuk berkomunikasi dengan penyidik perihal kondisi kesehatannya. Agustiani, yang kena pencegahan untuk bepergian ke luar negeri, membutuhkan perawatan kesehatan di negara lain.
Agustiani dan suaminya masuk daftar larangan bepergian ke luar negeri KPK karena diduga terlibat dalam perintangan penyidikan perkara Harun Masiku.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Yang bersangkutan bisa hadir untuk berkomunikasi dengan penyidik dan menyampaikan kebutuhannya agar bisa dicari jalan keluar yang memang sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto di Gedung Merah Putih, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tessa menyampaikan bahwa KPK tidak tahu menahu soal Agustiani yang membutuhkan perjalanan ke luar negeri, khususnya China, untuk menjalani pengobatan. KPK baru mengetahui kondisi kesehatan Agustiani setelah dia melapor ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Larangan bepergian ke luar negeri terhadap eks anggota Bawaslu itu dikeluarkan pada 15 Januari lalu.
"Pencegahan itu juga baru dilakukan tanggal 15 Januari, jadi KPK belum melakukan komunikasi kepada yang bersangkutan," ujarnya.
Sebelumnya, Agustiani melapor ke Komnas HAM perihal pencekalannya oleh KPK karena dinilai menghambat rencananya untuk berobat ke Guangzhou, China guna mengatasi penyakit yang dideritanya sejak menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan. "Saya berobat di Guangzhou, keberangkatan saya pertama ini saya diangkat rahim," kata Agustiani di Kantor Komnas HAM pada Senin, 3 Februari 2025.
Agustiani mengatakan dia tidak bisa menghadiri pemeriksaan kedua setelah menjalani pengobatan pertama lantaran ada polip di usus. Polip harus segera ditangani untuk mencegah kemungkinan berkembang menjadi kanker. Agustiani pun telah dijadwalkan menjalani pemeriksaan pada 17 Februari mendatang untuk operasi. Atas pencekalannya, dia khawatir pengobatannya tertunda.