Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Menggimbal para pembantu

Tubuh dua pembantu disayat-sayat di bekasi. di pondok indah, kepala baby sitter dijebloskan dalam lubang kakus oleh majikannya, warga singapura.

16 Oktober 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RATUSAN warga Jatiwarna, Bekasi, nyaris mengamuk. Sabtu malam dua pekan lalu, rumah Panogu Pakpahan dilempari batu. Pintu pagar didobrak. Dan sebelum kerusuhan luas berkecamuk, polisi dan tentara datang mengamankan. Kemarahan massa itu akibat ulah Panogu, 33 tahun, dan istrinya, Nina Siregar, 30 tahun. Mereka menganiaya kedua pembantunya, Asih dan Yati. Sabtu sore itu, Asih belanja di warung. Pemilik warung heran melihat pipi pembantu itu lebam. Ia habis dipukuli majikannya. Asih bekerja di sana empat bulan lalu, bergaji Rp 35 ribu sebulan. Tapi, sejak dua bulan lalu, majikannya, Nina, mulai ringan tangan. Setiap salah, Asih ditampar. Kadang kepalanya dibenturkan ke tembok karena ia tertidur ketika bekerja. Tangannya pernah pula digencet di pintu sampai jarinya patah. Ini gara-gara Asih lalai mengawasi anak Nina sehingga anak berusia 1,5 tahun itu terjepit pintu. Paha Asih juga disayat dengan pecahan gelas sampai terluka sepanjang 10 cm. ''Itu karena saya memecahkan gelas,'' kata Asih. Bala yang diderita Yati lain. Punggungnya penuh bekas luka sayatan. ''Majikan saya suka menyayat dengan cutter atau obeng kalau saya salah,'' katanya. Tangannya, masya Allah, penuh luka bernanah akibat direndam Porstex cairan kimia pembersih keramik oleh Nina. Panogu dan istrinya kini menjadi tersangka penganiayaan. ''Ancaman hukumannya 2 tahun 8 bulan,'' kata Kepala Polsek Pondok Gede, Kapten Ramser Erixon Silalahi. Hingga Sabtu pekan lalu, Panogu ditahan di Polsek Pondok Gede. Istrinya dibiarkan bebas. ''Anaknya yang terkecil perlu perhatian ibunya,'' kata Ramser. Panogu menyangkal menganiaya pembantunya, kecuali sekali memukul Asih dengan keras. Asih menjatuhkan anak bungsunya dari gendongan. ''Saya takut anak itu mati,'' kata pemasok alat listrik itu. Nina, dalam pemeriksaan polisi, mengaku menyayat paha dan menggencet tangan Asih di pintu. Tapi, tangan Yati terluka bukan disengajanya. ''Kulit Yati tak tahan deterjen,'' katanya. Efeknya, tangan pembantu itu berkoreng. Agar cepat mengering, Nina menyiram koreng itu dengan Porstex. Ternyata makin parah. Menggimbal pembantu juga terjadi di Apartemen Cristal, Pondok Indah. Naniek, 17 tahun, baby sitter, bekerja di rumah Tony Hugeng, warga Singapura. Tidak tahan dianiaya, ia kabur Sabtu pekan lalu. Ia sudah tiga bulan bekerja dengan janji digaji Rp 135 ribu per bulan. ''Tapi sampai sekarang gaji saya belum dibayar,'' katanya. Ternyata Naniek diperlakukan sewenang-wenang. Selain mengasuh anak, ia harus mencuci, mengepel, dan menyetrika. Tugas itu dilakukan sampai dini hari. ''Kalau saya mengantuk, majikan saya main pukul dan tendang,'' katanya. Suatu kali, pernah kepalanya dijebloskan ke lubang WC (kakus) karena ia lambat mematikan AC. Muka Naniek pun memar. Pinggangnya bengkak dan membiru. Kencingnya berwarna merah karena kelaminnya pernah ditendang. Ia dirawat seminggu di Rumah Sakit Sumber Waras, Grogol, Jakarta Barat. Kasus ini kemudian diadukan ke Polres Jakarta Selatan. Tapi Tony tidak ditahan. Dalam pemeriksaan, ia membantah menganiaya. ''Pengakuan Naniek berlebihan,'' kata pengusaha itu kepada polisi. Apakah penderitaan Naniek sampai dirawat di rumah sakit belum cukup sebagai bukti? Tony tidak bisa ditemui TEMPO. Apartemennya kosong. ''Tony dalam isolasi petugas, dan tidak bisa lari ke mana-mana,'' kata Mayor Bambang, Kasetserse Polres Jakarta Selatan. Ternyata kasusnya boleh serupa, sedangkan penanganannya lain, kan? Bambang Sujatmoko dan Taufik Alwie

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus