Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Menggulung Mafia Empek-Empek

Polisi komdak VI Sumatera bagian selatan berhasil meringkus komplotan penjahat beserta pimpinannya. senjata api yang digunakan merampok ternyata buatan pandai besi lokal. Angka kejahatan menurun. (krim)

13 Desember 1975 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GAYA Mafia pun ada di Palembang Nasib Malang menimpa komplotan hukum tersebut bulan lalu, dengan mulai diciduknya seorang bernama T. Saat tersebut mereka sedang merencanakan perampokan toko arloji Omega di 16 ilir kota empek-empek tersebut. Penggerebekan tersebut merupakan rangkaian operasi rutin Polri setempat dalam program anti banditisme. Dari mulut T kemudian diketahui orang lain bernama SH rupanya pemimpin komplotan tersebut yang terakhir ini berusia 30 tahun, diciduk dua hari setelah T pada saat kawanan tersebut sedang tidur-tiduran di tempat persembunyiannya, di daerah belakang RSUP Palembang. Pukulan karate hamba-hamba hukum itu ternyata telah membuat pimpinan organisasi itu menjadi tak berkutik-- walaupun ia pada kesempatan yang tipis berusaha jua meraih pistolnya. Itu belum semua. Telah dibekali pula enam orang lagi, yang merupakan kepala-kepala unit komplotan tersebut, di samping sembilan pentolan lainnya. Yang lain kabarnya sedang tunggu giliran saja. Organisasi penjahat itu tampaknya diatur dengan rapi. Mereka punya unit-unit penodongan, pencurian. penjambretan, perampokan, pembongkaran, sampai kepada unit pencurian kecil-kecilan. Tiap kesatuan dipimpin oleh seorang kepala. Rentang Kendali Ada lagi satu satuan yang unik kerjanya. Apabila anggota-anggota unit tersebut sedang beroperasi, maka si kepala unit pura-pura bertindak jadi pahlawan mengamankan kekacauan itu. Setelah situasi pulih, dia lalu mendatangi para korban gangguan, minta balas jasa tentu dengan cara paksaan. Satuan terakhir ini dipimpin oleh JD, yang selama ini diketahui sebagai Kepala Keamanan Pusat Perbelanjaan Sumatera di Jalan TP Rustam Effendy. Dari penyelidikan polisi lebih jauh, bahkan diketahui bahwa orang ini juga jadi penyalur senjata api bagi komplotannya. Ia sudah lama dirindukan polisi, sebab dari arsip merek diketahui banyak sudah ulah JD dkk dalam bentuk perampokan dan penodongan secara langsung. "Akibat dari kejahatan yang mereka lakukan, kerugian korban telah mencapai nilai puluhan juta rupiah", kata Letkol Shabany, Kepala Seksi Reserse Kriminil Komdak VI Sumatera Bagian Selatan kepada pembantu TEMPO. Komplotan kejahatan pimpinan SH ini sudah beroperasi sejak tahun 1973 dengan rentang kendali yang bukan saja mencakup kota Palembang, tapi sudah menjalar ke sekitarnya sampai ke kota Curup, Bengkulu. Di situ mereka sering "main" di kereta api lin. Palembang Lubuk Linggau pergi balik. Sedangkan di Palembang sendiri, menurut kepala Dinas Penerangan Daerah Kepolisian VI, Kapten Syarnubi Basri, kelompok pengacau ini bermarkas atau sering mengadakan pertemuan di restoran Nusa Indah di kompleks Jembatan Ampera seberang ilir. Operasinya suka di jalan Veteran Dempo, serta lapangan Hatta yang daerahnya rada gelap lagi sepi itu. Melengkapi tindakan pembersihan polisi telah pula menyita senjata api dalam bentuk lima buah pistol ukuran 9 mm dan dua pucuk kecepek lengkap dengan pelurunya. Lain dari itu ada pula barang-barang milik PT Asuransi Jiwasraya Cabang Palembang, yang rupanya telah sempat jadi korban perampokan September yang lalu. Ada misalnya mesin tik, mesin hitung serta kipas-angin. Senjata api yang rata-rata bikinan lokal itu dibuat oleh MA, seorang pandai besi di daerah Tanjung Pinang. Meranjat Ogan komering ilir. Tak pelak, ia telah pula diciduk. Menurut Shabany, sepintas lalu hasil pekerjaannya tidak kalah dengan keluaran pabrik. "mutunya cukup baik", ucap perwira polisi itu. Lebih jauh, senjata api gelap itu tidak saja made in Tanjung Pinang -- tapi juga dibuat di Dusun Lengkayap, Ogan Komering Ulu dalam Bentuk karaben dan pistol. Sementara itu di Dusun Tanjung Kurung, tanggal 9 bulan lalu fihak Komsekko Kecamatan Pengandenan (OKU), di bawah Peltu Ginting, telah: pula berjaya menyita tiga pucuk senjata api tipe LE, stengun lengkap dengan hower dan pelurunya, berikut revolver S $ W kaliber 38 mm. Menurut Komandan Resort 606 OKU. Letkol Pol Sahetappy, hal tersebut sudah lama disinyalir, seperti juga terhadap kasus perampokan bersenjata api terhadap bis trayek Baturaja-Muaraenim. Sayang pelaku-pelakunya, belum dapat dibereskan. Diduga kelompok ini punya kaitan dengan tokoh SH di atas. Mengadukan Bala Kesulitan polisi dalam mengurus polah orang-orang a-sosial ini. tak perlu diherankan. Misalnya Letkol Shabany bicara tentang kurangnya pengertian sementara anggota masyarakat akan haknya. "Sekali kami mendapatkan informasi", ujar Shabany, "bahwa di terminal induk opelet di bawah Jembatan Ampera terjadi perampokan sebuah radio kaset". Barang tersebut segera dapat ditemukan pihak Polri sebagaimana ditunjukkan sang komandan kepada TEMPO, juga pelakunya sudah diringkus: Tapi anehnya, katanya lagi, si korban tidak mengadukan bala tersebut kepada yang berwajib. Dengan begitu, sulit bagi instansi ini untuk memprotes lebih lanjut, misalnya untuk menyerahkan perkara ke Kejaksaan. Kepala Reserse Kriminil Daerah kepolisian VI ini ada juga mengungkapkan daerah-daerah yang dianggap cukup rawan. Selain ibukota propinsi itu sendiri, disebutnya Pagar Alam, Baturaja, Kayu Agung dan Muara Enim. Di daerah-daerah tersebut juga kerap terjadi pencurian ternak. Untunglah, dengan tergulungnya komplotan kakap di atas, grafik kejahatan di kawasannya sudah menjadi menurun. Misalnya seperti dikutip Shabany dari laporan Komandan Seksi Kota III Boom Baru, di daerah yang terbilang rawan itu sebelumnya kejahatan sampai mencapai 35 kali sebulan. Sekarang tinggal antara lima sampai enam kali saia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus