Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tagar Berani Jujur Pecat sedang trending di Twitter menyusul langkah pimpinan KPK menonaktifkan Novel Baswedan dan 74 pegawai lainnya di lembaga itu. Penonaktifan ini buntut dari tidak lulusnya mereka dalam tes wawasan kebangsaan atau TWK.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu yang meramaikan tagar ini adalah pakar hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar. Dalam unggahannya, Zainal melampirkan sebuah foto spanduk besar yang dipasang menutupi sebagian Gedung KPK lama. Dalam spanduk itu tertulis Berani Jujur Pecat dengan tinta merah tebal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zainal menyertakan tulisan, "Terus berderap ke arah yang keliru." Cuitan Zainal yang diunggah pada Rabu, 12 Mei 2021 ini telah mendapat tanda suka 1.800 kali.
Foto spanduk bertuliskan Berani Jujur Pecat ini sebenarnya hanya editan dan satir dari spanduk besar bertuliskan Berani Jujur Hebat. Spanduk berani jujur hebat pernah dipasang di Gedung KPK lama yang ada di Kuningan Jakarta Selatan dalam rangka peringatan hari antikorupsi internasional pada 9 Desember 2012.
Tagar Berani Jujur Pecat ini merupakan ejekan dari kalangan masyarakat akan keputusan pimpinan KPK di bawah Firli Bahuri menonaktifkan 75 pegawai lembaga tersebut. Padahal, banyak dari pegawai yang dinonaktifkan ini adalah penyidik-penyidik berprestasi.
Selain Novel Baswedan, salah satu pegawai KPK yang dipecat adalah Direktur Direktorat Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK, Sujanarko. Padahal, Sujanarko pernah mendapat penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Joko Widodo karena berhasil membangun jaringan nasional dan internasional untuk pemberantasan korupsi.