Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Persaudaraan Alumni atau PA 212, Novel Bamukmin, menuding penetapan tersangka Jafar Shodik hanya pengalihan isu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"PA 212 dan tim advokat Korlabi sepakat kasus ini bernuansa politik," kata Novel ketika dihubungi pada Jumat, 6 Desember 2019. "Tujuannya mengalihkan isu dugaan penistaan agama oleh Sukmawati dan Gus Muwafiq."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski begitu, dia mengatakan PA 212 belum akan memberikan pernyataan resmi terkait kasus Jafar. Dia menyebut mereka masih akan fokus pada kasus Sukmawati dan Muwafiq agar segera bisa diproses pihak kepolisian.
"Karena kami dari korlabi yang melaporkan pertama kasus Sukmawati. Dua kali Sukmawati mengulangi kasus yang sama (cadar dan azan) namun tidak diproses. Bahkan MUI diduga menjadi biang keladi kasus Sukmawati kandas, dimediasi MUI," kata Novel.
Jafar Shodik menjadi tersangka dugaan ujara kebencian karena ceramahnya yang ditengarai menghina Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Sementara itu, Gus Muwafiq telah meminta maaf atas kalimat yang sebelumnya ia ucapkan dianggap menghina Nabi Muhammad. Melalui video berdurasi 2 menit 39 detik di IG TV yang diunggah pada Senin, 2 Desember 2019, Gus Muwafiq menegaskan ia cinta Rasulullah.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Ahmad Muwafiq dengan senang hati saya banyak diingatkan oleh kaum muslimin dan warga Bangsa Indonesia yang begitu cinta sama Rasulullah, saya sangat mencintai Rasulullah, siapa kaum muslimin yang tidak ingin Rasulullah?" kata Gus Muwafiq.
Beredar video yang dipotong tentang penjelasan KH Ahmad Muwafiq ini soal kata Nur Muhammad dan rembes saat dia ceramah di Purwodadi. Netizen yang tidak melihat keseluruhan ceramah kiai nyentrik ini tersulut emosinya.
Tidak hanya meminta maaf, Gus Muwafiq juga memberikan penjelasan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu."Saya sampaikan kemarin kalimat itu di Purwodadi sesungguhnya adalah itulah tantangan kita hari ini, bahwa milenial ini selalu berdiskusi dengan saya tentang dua hal tersebut," kata Gus Muwafiq.
Menurut dia, pernyataan tersebut terlontar dari mulutnya itu berasal dari pertanyaan milenial. "Saya yakin seyakin-yakinnya Nur Muhammad itu memancarkan sinar akan tetapi generasi sekarang banyak bertanya apakah sinarnya seperti sinar lampu dan semakin dijawab semakin tidak ada juntrungnya," kata Gus Muwafiq.
Ia juga memberi penjelasan mengenai kata rembes yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad. "Rembes itu dalam Bahasa Jawa artinya punya umbel, tidak ada lain. Bahasa saya rembes itu umbelan ini terkait juga dengan pernyataan biasanya apakah anak yang ikut dengan kakeknya ini kan bersih karena kakek biasanya saking cintanya sama anak, sama cucu sampe cucunya kadang apa-apa juga boleh, hal itu saja yang sebenarnya " kata Gus Muwafiq.