Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengatakan banjir yang terjadi di Jakarta pada Selasa malam 28 Januari 2025 akibat hujan ekstrem. Pemicunya yaitu angin kuat dari utara dan mendinginnya suhu permukaan laut di Laut Cina Selatan belakangan ini. “Kondisi itu selalu berhubungan dengan hujan-hujan yang ekstrem masuk ke wilayah Jabodetabek,” kata Erma kepada Tempo, Rabu 29 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hujan ekstrem itu terpantau dari tiga alat personal weather station yang tersebar di tiga lokasi yaitu Cakung, Slipi, dan Rawa Buaya. Dari data itu, menurut Erma, intensitas curah hujannya mulai dari 100 hingga 192 milimeter. “Intensitas tertinggi ada di bagian utara Jakarta,” ujar dia. Ia mengungkapkan penyebabnya aktivitas kluster awan yang disebut meso scale convective complex atau MCC yang intensif terbentuk beberapa hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kekuatan angin dari barat, menurut Erma, mendorong kumpulan awan itu di atas Laut Jawa mulai dari utara Jakarta hingga Jawa Barat, dengan cepat bergeser ke timur atau ke bagian utara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lama pembentukan kluster awan itu membutuhkan waktu minimal selama 6 jam hingga kemudian kumpulan awannya terurai. “Khusus untuk hari kemarin kenapa bisa masuk ke Jakarta karena angin dari utaranya menguat dari sebelumnya angin barat,” kata peneliti BRIN itu.
Angin dari utara yang diperkuat oleh seruak dingin itu diperkuat oleh tekanan tinggi akibat pendinginan suhu permukaan Laut Cina Selatan. Selain itu juga ada kumpulan awan yang berbaris memanjang yang terpantau aktif sejak Selasa pagi, 28 Januari 2025 yang menjalar dari utara Serang, Banten hingga ke utara Jakarta. “Saat awan memanjang itu didorong angin utara yang kuat ke darat, terjadi hujan ekstrem pada malam hari,” kata Erma.
Kondisi hujan ekstrem wilayah Jakarta dan sekitarnya saat ini menurutnya tidak sampai mengakibatkan banjir besar seperti pada 2020 yang intensitas curah hujannya mencapai 377 milimeter. Pada Rabu malam 29 Januari 2025, Jakarta dan sekitarnya masih berpotensi hujan. Namun menurut Erma, intensitasnya berkurang dibandingkan hujan sehari sebelumnya.
Selain Jakarta, daerah lain di kawasan pantai utara seperti Jawa Tengah mengalami hujan ekstrem lebih dulu hingga membuat daerah seperti Pekalongan kebanjiran. Kemudian di pantai selatan, kata Erma, daerah yang rawan diguyur hujan ekstrem seperti Yogyakarta. Barisan awan panjangnya masuk dari Laut Selatan sejak tengah malam. Data curah hujannya sering lebih dari 100 milimeter dalam sebulan terakhir.
Pilihan Editor: Banjir Kembali Merendam Rawa Buaya Jakarta Barat