Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Polisi masih belum menemukan keberadaan sejumlah warga negara asing (WNA) asal Cina pasca-pembakaran kamp penambangan emas di Dusun Lendek Bare, Desa Lenong Batu Montor, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, NTB, Sabtu, 10 Agustus 2024. Kapolres Lombok Barat AKBP I Komang Sarjana mengatakan bahwa para WNA China itu sudah menghilang pasca-kejadian yang berlangsung malam hari itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tim reskrim lagi berupaya mencari, karena pada saat kejadian tengah malam (para WNA) sudah hilang tidak ada di lokasi. Lokasi pada saat itu tidak ada lampu, gelap," kata Sarjana, Rabu, 14 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sarjana mengungkapkan selain personel Polres Lombok Barat, Kapolda NTB juga telah turun untuk mengecek tempat kejadian perkara (TKP). "Kami juga telah melakukan upaya lidik termasuk mengamankan sejumlah barang bukti dari sisa pembakaran tersebut, sebuah alat berukuran besar yang digunakan dalam aktivitas menambang," kata Sarjana.
Sejumlah barang bukti yang dikumpulkan antara lain tromol, truk, hasil tambang, zat kapur, amoniak yang terdapat di sebuah gudang. Di TKP, kata Sarjana, terdapat satu kamp tempat tinggal sementara milik penambang dan gudang yang terbakar. Selain itu ada mesin besar yang juga ikut terbakar. "Semacam mesin besar yang terbakar, tapi kami belum tahu itu mesin apa, karena habis terbakar," katanya.
Tempat pembakaran kamp, menurut Sarjana, merupakan lokasi tambang emas yang dikelola PT Indotan. "Ya itu masih merupakan kawasan wilayah Indotan, kami masih melakukan pengembangan dan pasti akan melakukan langkah meminta penjelasan pada pihak Indotan, " katanya.
Hingga saat ini, Sarjana menyatakan pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi untuk melakukan pendalaman kasus. Hanya saja belum ada satu pun pihak yang melaporkan peristiwa perusakan tersebut. "Sudah memeriksa beberapa saksi, untuk pihak yang menjadi korban belum ada yang melapor," kata Sarjana.
Sementara itu pihak Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram, juga tengah menyelidiki keberadaan sejumlah WNA paska pembakaran kamp penabanga ilegal di Sekotong. Kepala seksi intelijen dan penindakan keimigrasian (Inteldakim) Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram, Iqbal Rifa'i menyebutkan terdapat 15 orang WNA Cina yang diduga terkait dengan kasus pembakaran kamp tambang ilegal itu, "Di sistem kami yang dikeluarkan Kantor Imigrasi Mataram, warga negara asing ini pemegang Kitas Investor, jumlah mereka ada 15 orang WNA asal Cina," kata Iqbal ditemui di Kantor Imigrasi, Rabu, 14 Agustus 2024.
Menurut Iqbal, dalam perkara ini pihak imigrasi telah berkoordinasi dengan pihak Polda NTB. Sejauh ini dia belum bisa memastikan apakah 15 WNA Cina itu seluruhnya melakukan aktivitas tambang di Sekotong.
Iqbal Rifa'i menuturkan informasi terkait pembakaran kamp penambangan yang melibatkan WNA Cina itu diperoleh dari pemberitaan. "Informasi awal bahwa ada kerusuhan yang timbul akibat gesekan antara masyarakat dan pekerja tambang yang menggunakan alat berat," katanya.
Iqbal belum bisa memastikan apakah pihaknya kecolongan atau tidak terkait aktifitas 15 WNA Cina yang melakukan penambangan. "Karena kami belum bisa memastikan apakah mereka menambang atau tidak, jadi kami belum bisa menjawab itu kecolongan atau tidak," kata Iqbal.