Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Berita Tempo Plus

Profesi, pekerti, dan umur panjang

Prof. hajime mori dari jepang menyelesaikan penelitian mencari hubungan antara usia & profesi. biarawan di jepang berumur panjang, begitu pula pengusaha & politikus. penyair umumnya berusia pendek.

2 September 1989 | 00.00 WIB

Profesi, pekerti, dan umur panjang
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
JADILAH rohaniwan," kata Prof. Hajime Mori, ahli biologi Jepang dari Universitas Wanita Koriyama. Mengapa? Tak lain karena profesi sebagai biarawan terbukti memberi peluang, agar orang bisa berusia panjang. Kesimpulan tersebut dikemukakan ilmuwan ini tak lama setelah ia menyelesaikan sebuah penelitian besar. Riset itu dilakukan dalam usaha mencari hubungan antara usia dan profesi. Se lama delapan tahun, Mor meneliti data pribadi 20.000 tokoh ternama Jepang. Me reka hidup dari abad kesampai abad ke-20 -- jadi mencakup 12 abad. Sungguh tak tanggung-tanggung. Mori ia sampai pada kesimpulan bahwa profesi seseorang secara langsung mempengaruhi karakter. "Pekerjaan," katanya, "ikut menentukan irama kehidupan seseorang." Dan ritme ini pada akhirnya mempengaruhi kondisi tubuh,baik fisik maupun psikis. Dan akhirnya mempengaruhi umur. Untuk membuktikannya, Mori memilih sampel dari 10 jenis profesi, di antaranya biarawan, politikus, pengusaha, ilmuwan, pelukis tradisional, pelukis modern, novelis, penyair tradisional, dan penyair masa kini. Ternyata, biarawan Budha menduduki urutan pertama dalam soal umur panjang. Dari data pribadi 2.294 biarawan, terungkap usia mereka rata-rata 69,9 tahun. Bahkan ada sejumlah biarawan yang mencapai umur 110 tahun. Hanya segelintir yang mati muda, pada umur 17 tahun, misalnya. Mori menelusuri data pribadi itu lebih jauh, dan mencari apa yang menyebabkan mereka bisa panjang umur. Dia menemukan tiga faktor penyebab. Lingkungan hidup adalah satu di antaranya "Mereka hidup di lingkungan alam yang hijau, teduh, dan indah. Soalnya, kuil Budha biasanya terletak di pegunungan jauh dari kebisingan duniawi," kata Mori. Hidup mereka sangat teratur. Namun, menurut Mori, yang paling penting adalah pekerti para biarawan itu. Mereka hidup sederhana, tidak memikirkan diri sendiri, dan senantiasa berusaha berbuat baik. Sebagai misal, ia mengambil contoh sejarah kehidupan biarawan besar almarhum Genyu Yamashita. Biarawan yang meninggal tahun 1927 ini pada usia 96 tahun, ada!ah pemimpin Kuil Chionin, Kyoto, yang sangat terkenal. Data pribadi Yamashita menunjukkan, ia senantiasa bangun pukul 03.30. Segera setelah cuci muka, biarawan ini mengumpulkan penghuni biara, untuk bersama-sama memanjatkan doa. Setelah upacara ini, baru ia makan pagi pada pukul 06.00, dengan menu semangkuk nasi dan sup taoco dingin. "Tapi ia tak pernah menghabiskan sarapan yang sederhana ini," kata Mori. Ternyata, Yamashita tak pernah lupa berbagi makanan dengan sehabat-sehabatnya, yakni sekawan burung pipit yang berkumpul di halaman kuil setiap pagi. Sedangkan di malam hari, ia masih menyisihkan setengah mangkuk jatahnya, untuk beberaDa ekor tikus. "Jumlah dan menu makanan mereka saya kira juga punya pengaruh," kata Mori. Para biarawan biasanya makan seminimal mungkin, sebatas badan membutuhkannya. Mereka jarang menyentuh daging dan lebih banyak mengkonsumsi sayur. "Juga cuma minum air putih." Hubungan usia dan perbuatan baik, seperti yang dikemukakan Mori, bukanlah hal baru bagi para peneliti di Amerika Serikat. James House, seorang peneliti dari University of Michigan, menemukan bahwa para pekerja sosial umumnya sehat dan berumur panjang. Dalam analisa House, kebiasan berbuat baik merupakan sumber kesehatan bagi pekerja sosial itu. Peneliti AS yang lain, David McClelland, memperkuat pendapat House dengan pembuktian klinis. McClelland melihat, hanya dengan menyaksikan orang lain berbuat baik, kondisi kesehatan seseorang bisa meningkat. Dalam percobaannya, McClelland mengetes kondisi tubuh beberapa responden. Untuk mereka diputarkan film Bunda Theresa -- pemenang Nobel Perdamaian -- yang menolong kaum miskin di Calcutta, India. Usai menonton, terjadi perubahan hormonal pada tubuh responden, yang diikuti meningkatnya salah satu jenis antibodi dalam darah. Politikus dan pengusaha, dalam penelitin Hajime Mori, juga masih sering berbuat baik. Karena itu, umur mereka juga relatif panjang. "Politikus selalu berada di tengah masyarakat," kata Mori. "Mereka bekerja demi kepentingan masyarakat. " Sedangkan pengusaha Jepang -- kendati dijuluki the economic animal -- ternyata tidak melulu memikirkan keuntungan. Mereka cenderung menjaga citra usaha mereka di mata masyarakat. Lagi pula, pengusaha Jepang juga dekat dengan karyawannya. Politikus dan pengusaha, pada penelitian Mori, masingmasing mempunyai usia rata-rata 72,8 tahun dan 73,2 tahun. Yang menduduki peringkat paling bawah adalah seniman. "Usia pendek di kalangan mereka sangat menonjol," kata guru besar biologi itu. Khususnya penyair. Dari 237 penyair yang diamati Mori, 19,4% meninggal di bawah usia 40 tahun, dan 48,9% tidak bisa mencapai umur 60 tahun. "Jiwa mereka tidak stabil," kata Mori tentang para penyair itu. Hidup mereka tidak teratur, dan karena itu miskin. "Mereka juga terlalu individual dan cuma memikirkan kesenangan pribadi." Memang banyak karya penyair Jepang yang menyuarakan suka duka masyarakat. Namun, isinya bernada keluhan, tanpa memberikan jalan keluar. Lebih buruk lagi, mereka tidak berbuat apa-apa untuk mengatasi keadaan yang dikeluhkannya itu. Singkat kata, penelitian Mori membuktikan bahwa para penyair jauh dari perbuatan baik. Dan karena itu, usianya rata-rata pendek.Jim Supangkat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum