Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Suram Perburuan Harun Masiku Tersebab Akal Busuk TWK

Nasib perburuan mantan Calon Anggota Legislatif dari PDIP Harun Masiku berpotensi terkatung-katung. Setengah tim pemburunya tak diluluskan TWK.

7 Juni 2021 | 06.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pada a wal tahun 2020, publik dihebohkan dengan kasus dugaan suap calon legislator Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Harun Masiku. Harun Masiku diduga menyuap komisioner Komisi Pemilihan Umum Wahyu Setiawan untuk menjadi anggota DPR. Facebook.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nasib perburuan mantan Calon Anggota Legislatif dari PDIP Harun Masiku berpotensi terkatung-katung. Pasalnya, setengah anggota tim yang memburu salah satu tersangka suap eks komisioner KPU, Wahyu Setiawan, ini tak lulus tes wawasan kebangsaan. Salah satunya adalah Harun Al Rasyid.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 6 Juni 2021, Harun merupakan salah satu anggota Satuan Tugas Daftar Pencarian Orang yang bertugas memburu buron KPK. Saat ini ada tujuh buron yang dikejar, termasuk Masiku.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim gabungan beranggotakan 14 personel dari berbagai bagian. Belum lama ditugasi, mereka langsung mengetahui lokasi Masiku. Menurut Harun Al Rasyid, Masiku bolak-balik Indonesia dan sebuah negara tetangga. Pada Mei lalu, Masiku disebut berada di Indonesia. Anggota tim Harun Al Rasyid membenarkan informasi tersebut. “Lokasinya telah diketahui,” ujarnya.

Harun Al Rasyid mengatakan sudah menyampaikan informasi ini kepada atasannya. Ia meminta izin memberangkatkan timnya ke negara dimaksud. Permintaan itu ditolak. “Padahal kalau misalnya besok diizinkan, bisa kami langsung tangkap dia,” kata Harun. Dihubungi lewat telepon selulernya, sang atasan tak kunjung merespons permintaan wawancara hingga Sabtu, 5 Juni lalu.

Harun merupakan satu dari 51 pegawai KPK yang tak diluluskan dalam tes wawasan kebangsaan. Tes ini merupakan buntut dari alih status pegawai KPK menjadi ASN.

Konsorsium Indonesialeaks menemukan TWK ini diduga dibuat atas desakan Ketua KPK Firli Bahuri. Dalam sebuah pertemuan, Firli ditengarai memaksa harus ada tes wawasan kebangsaan. Ia berdalih banyak taliban di KPK. Tudingan ini juga kerap dilemparkan para pendengung atau buzzer untuk menyudutkan penyidik KPK. Dalam beberapa kesempatan Firli membantah menarget beberapa penyidik KPK.

Bagaimana nasib perburuan Harun Masiku dan kasus kakap lain di KPK seperti bansos? Baca berita selengkapnya di Majalah Tempo edisi 6 Juni 2021.

*Liputan ini merupakan kolaborasi konsorsium Indonesialeaks. Yaitu Jaring.id, Tirto.id, Majalah Tempo, Koran Tempo, Tempo.co, The Gecko Project, KBR, Suara.com, Independen.id.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus