Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KOMISARIS Besar Polisi Elly Jamaludin kalut ketika melihat rombongan wartawan ikut dalam razia gabungan di Kafe Royal, Santiong, Ternate, pada Ahad dinihari pekan lalu. Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Maluku Utara itu berusaha menghindari pewarta dengan bersembunyi di balik kerumunan polisi.
Elly "terjaring" dalam operasi yang melibatkan polisi militer, tentara, kepolisian, BNN, dan Satuan Polisi Pamong Praja. Sewaktu kafe itu digerebek, Elly sedang asyik karaokean di Manchester Room bersama tiga perempuan dan seorang mantan pejabat di Ternate.
Seorang penegak hukum yang ikut razia bercerita, Elly tak menunjukkan gelagat panik ketika aparat gabungan merangsek masuk ke ruangan seluas 64 meter persegi itu. Ia bahkan sempat mengajak ngobrol beberapa petugas. "Sebelum wartawan masuk, dia masih santai," kata si penegak hukum, Kamis pekan lalu. Elly baru belingsatan ketika wartawan datang.
Meski mencoba menghindari wartawan, Elly tetap ketahuan. Ketika wartawan mencegatnya di lokasi razia, perwira menengah polisi ini bersilat lidah. Menurut dia, kehadirannya di sana bagian dari operasi gabungan. "Tapi saya datang duluan untuk cek lokasi," ujarnya.
Elly pun membantah terjaring razia oleh aparat gabungan dan anak buah dia dari BNN Maluku Utara. "Bagaimana mungkin, saya yang mengeluarkan surat perintah razia, kok, terjaring," katanya.
Juru bicara Kepolisian Daerah Maluku Utara, Ajun Komisaris Besar Hendrik Badar, membenarkan kabar tentang keberadaan Elly di kafe tersebut. Menurut laporan yang ia terima, aparat gabungan menemukan minuman keras dan camilan ringan di ruang karaoke itu. Namun di sana tak ada narkotik. "Kami melihat persoalan ini menyangkut etik pejabat publik," ujarnya.
Elly menjabat Kepala BNN Maluku Utara sejak 2013. Sebelumnya, lelaki 54 tahun ini menjadi juru bicara Polda Maluku Utara. Elly tercatat beberapa kali menangkap anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di Maluku Utara yang kedapatan memakai narkotik. Teranyar, pada 16 April lalu, Elly mencokok seorang anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Sula yang sedang berpesta narkotik bersama beberapa temannya.
Menurut Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ternate Fandi Mahmud, razia malam itu merupakan inisiatif Polisi Militer TNI Angkatan Darat. "Kami menerima surat tiga hari sebelumnya untuk ikut razia narkoba dan minuman keras," katanya. Pada hari-H razia, sebelum turun ke lapangan, tim gabungan menggelar apel persiapan di markas Polisi Militer TNI AD di Jalan Revolusi, Ternate Tengah.
Tim mulai bergerak pukul 23.30 ke Kafe D'stadion di Ternate Tengah. Di sana, mereka memeriksa identitas semua pengunjung dan pelayan selama 40 menit. Dari D'stadion, mereka menyambangi Kafe Royal. Tim gabungan ini mengakhiri razia pada pukul 03.30 setelah menyatroni Qbeat Club di Kota Ternate.
Juru bicara BNN Maluku Utara, Juljiah Wati, tak mau berkomentar tentang bosnya yang kepergok di tempat hiburan malam itu. Menurut dia, urusan Elly sudah diambil alih kantor pusat BNN di Cawang, Jakarta Timur.
Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso berang terhadap kelakuan Elly. "Saya mendapat laporan dia memang sering ke tempat hiburan malam," ujarnya. Menurut Budi, tim BNN pusat akan menelusuri motif Elly bermain ke tempat seperti itu. Selain akan mengecek kinerja Elly, tim internal BNN bakal menelisik kemungkinan dia melindungi tempat hiburan di Maluku Utara. "Dia di ruangan bersama beberapa pemandu lagu. Ada minuman beralkohol pula. Kehadirannya pasti melanggar kode etik."
Budi menambahkan, BNN pusat telah menguji urine Elly. Namun Budi tidak mau membeberkan hasil tes tersebut. Yang jelas, setelah kejadian itu, BNN pusat menonaktifkan Elly dari jabatan Kepala BNN Maluku Utara. "Sanksi lain menyusul," kata Budi.
Budhy Nurgianto (Ternate), Syailendra Persada, Istman Musaharun (Jakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo