Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Dua preman mengamuk di hadapan siswa Taman Kanak-Kanak (TK) yang sedang latihan marching band. Diduga keduanya kesal karena tidak diberikan uang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Nasib Harta Sandra Dewi setelah Vonis Harvey Moeis
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aksi ini terjadi di perumahan Permata Pamulang, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Jumat, 14 Februari 2025. Kapolsek Cisauk Ajun Komisaris Dhady Arsya mengatakan kejadian ini berlangsung saat para guru sedang melatih siswa. "Sekira pukul 16.30 pelaku menghampiri kegiatan tersebut ingin meminta uang Rp 20 ribu," kata Dhady saat dikonfirmasi, Jumat 14 Februari 2024.
Namun, kata Dhady, permintaan kedua pelaku diabaikan oleh para guru. Hal ini membuat kedua pelaku marah. Tak hanya mengamuk, keduanya juga merusak alat-alat marching band milik TK tersebut. Satu pelaku yang mengenakan celana loreng berwarna oranye bahkan menodongkan pisau.
Dhady menuturkan pelaku yang bernama Nurhalim mulanya marah-marah dan mengancam warga yang ada di lokasi. “Marah sambil ngomong ’gua pecahin kepala lu’ kepada korban sambil pergi meninggalkan TKP,” tuturnya.
Kemudian, kata Dhady, Nurhalim memanggil rekannya yang bernama Sahrul dan kembali mendatangi TKP. "Untuk meminta uang dan menampar korban sehingga korban mundur," ujarnya.
Kapolsek mengatakan saat itu Sahrul mengeluarkan senjata tajam dan ditodongkan ke arah korban dan para saksi sambil berteriak. "Sementara Nurhalim menendang dan merusak alat marching band. Karena kejadian tersebut para saksi berusaha mempertahankan peralatan marching band yang dirusak Nurhalim," ujarnya.
Namun, lantaran korban tetap tidak memberikan uang, kedua pelaku langsung pergi meninggalkan TKP. "Sat Reskrim Polres Tangerang Selatan dan Unit Reskrim Polsek Cisauk melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap para pelaku dan (menyita) barang bukti," ucap Dhady.