Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) kembali mendatangi tempat kejadian perkara pembunuhan dua anggota keluarga di perumahan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Menurut pantauan Tempo, Tim INAFIS Polres Jakarta Selatan datang mengenderai mobil jingga pada Ahad siang, 1 Desember 2024 pukul 13.37 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang warga setempat, Nugroho alias Kak Nunuk, mendekati Tim INAFIS dan menyampaikan pesan korban yang selamat dari penusukan yang terjadi pada Sabtu, 30 November 2024. "Saya mau ambil sugar glider atas permintaan korban," ujar dia kepada dua orang anggota INAFIS, usai menunggu sekitar 30 menit sejak mereka datang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat dikonfirmasi kepada Nugroho, ia menyampaikan permintaan mengevakuasi sugar glider itu berasal dari AP, ibu kandung MAS yang terluka karena ditusuk dengan pisau oleh anak tunggalnya. "(Disuruh) Mbak AP," ujar Nugroho pada wartawan.
Pengurus RW itu menyebut ia pecinta binatang dan enggan membiarkan hewan peliharaan di kompleks perumahan itu terlantar. "Soalnya udah dua hari enggak dikasih makan dan minum," kata Nugroho saat menjelaskan alasannya ingin mengambil sugar glider.
Ia memperkirakan jumlah sugar glider yang ditempatkan di kandang ada empat ekor atau lebih. Namun, karena TKP masih dipasangi garis polisi jadi Tim INAFIS tidak membiarkan Nugroho masuk ke rumah dua lantai tersebut.
Tim INAFIS mulai membuka sebagian garis polisi di gerbang rumah pada pukul 14.05 WIB. Dalam hitungan menit dua orang petugas masuk ke halaman depan rumah yang masih terpakir dua mobil. Mereka mondar-mandir menyalakan sakelar listrik dan masuk rumah melalui pintu di samping kanan.
Sekitar pukul 14.20 WIB seorang anggota INAFIS menenteng keluar sebuah boks persegi panjang yang dilapisi plastik hitam. Kotak yang diperkirakan kandang sugar glider itu dimasukkan ke dalam mobil. Seorang perempuan lanjut usia yang memakai baju bercorak dan celana coklat menawarkan diri untuk merawat sugar glider itu. "Saya disuruh ke Polres (Metro Jakarta Selatan)," kata perempuan itu kepada Tempo, sebelum petugas keamanan memeringatkannya untuk tidak berkomunikasi dengan wartawan.
Ia juga sempat mengatakan bahwa ia memiliki peliharaan sugar glider di rumah. Oleh karena itu, ia tidak tega membiarkan sugar glider milik korban terlantar.
Tak berselang lama, perempuan itu meninggalkan rumahnya yang berjarak dua hunian di samping kanan TKP. Pada pukul 15.21 WIB, sebuah mobil merah berhenti di depan rumah itu. Warga tersebut keluar dari mobil dan seorang perempuan yang memegang kemudi membuka pintu belakang sebelah kanan.
Perempuan berkaos hitam itu menarik sebuah kotak yang sempat dibawa oleh Tim INAFIS. Saat ditanya apakah itu sugar glider milik korban AP, perempuan itu membenarkannya. "Iya, empat ekor," katanya kepada Tempo lalu masuk rumah.