Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Urusan Luar Negeri dan Ketua Dewan Diplomatik Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM), Okouboo Amatus Douw, membantah kelompoknya melakukan perampasan makanan kepada masyarakat di area pasar sinak Papua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"TPNPB tidak pernah merampas makanan masyarakat. Perampasan makanan di Sinak itu tuduhan tidak benar dan palsu," ujar dia saat dihubungi Tempo via sambungan telepon, Jumat, 7 Juni 2024. Ia mengatakan pasukan OPM selalu bertahan dari makanan hasil hutan Papua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Pangkopwilhan III) Letnan Jenderal Richard T.H Tampubolon mengatakan OPM telah melakukan aksi teror terhadap masyarakat sekitar Pasar Tanak Papua pada Senin, 3 Juni 2024. Teror tersebut, berupa perampasan makanan dari warga. Termasuk sejumlah uang.
"Kelompok ini sangat meresahkan masyarakat karena meminta dengan paksa dan jika tidak dituruti maka akan dianiaya," ujar Richard pada keterangan tertulis di TImika, Rabu, 5 Juni 2024, dikutip dari Antara. Sebagai Pangkopwilhan III, Richard membawahi wilayah Maluku dan Papua.
Richard menyebut teror di area sekitar Pasar Senak di bawah pimpinan Kalenak Murib. TNI dan kelompok OPM bahkan terlibat kontak senjata pada peristiwa itu.
Juru bicara OPM, Sebby Sambom, menuturkan kalaupun ada konflik di area Sinak antara OPM dan TNI, hal itu bukanlah bentuk teror yang dilakukan OPM. "Itu wilayah perang sudah diumumkan di Sinak sebagai wilayah perang. Indonesia akui saja perang sedang terjadi," ujar Sebby saat dihubungi Tempo.
Selain Sinak, OPM telah mengumumkan beberapa wilayah di Papua sebagai daerah perang di antaranya: Ilaga, Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Yahukimo, Nduga, Pegunungan Bintang, dan Sorong.
Konflik yang tidak berkesudahan ini membuat korban sipil juga terus berjatuhan di Papua. Laporan koran Tempo, 1 Juni 2024 menyebut dalam rentan Januari hingga 1 Juni 2024 ada 54 kasus kekerasan di wilayah Papua. Korbannya adalah warga sipiL, TNNPB OPM juga aparat keamanan Inodneisa.
Dalan rentan tersebut, 12 warga sipil meninggal dan 16 mengalami luka. Sementara dari OPM tercatat ada 11 orang yang meninggal dan 2 luka luka. Kemudian dari aparat keamanan ada 9 orang meninggal dan 3 luka-luka.